Hidayatullah.com– Tengku Abdul Qadir Bin Tengku Hasballah, pimpin LPI Achehnese Norway Al Aziziyah. LPI Achehnese Norway Al Aziziyah adalah sebuah lembaga pendidikan Islam di Norwegia.
Lelaki kelahiran Mns. Cut Kecamatan Nisam ini adalah alumni MUDI Mesra Samalanga, Aceh.
Salah satu murid Tgk H Abdul ‘Aziz atau Abon Samalanga ini sempat beberapa tahun menimba ilmu di MUDI Mesra beliau hijrah ke negeri jiran Malaysia.
Setelah beberapa tahun menimba ilmu di MUDI Mesra akhirnya beliau tamat pada tahun 1983. Juga pada tahun yang sama beliau terpaksa hijrah ke negeri jiran Malaysia perihal Gerakan Acheh Merdeka.
Awal tahun 2004, ia mendapatkan suaka politik di Norwegia dikarenakan ancaman keselamatannya di Malaysia.
Awal tahun 2004, beliau mendapatkan suaka politik di Norwegia dikarenakan ancaman keselamatan di Malaysia.
Saat ini ada 51 anak asal Serambi Makkah yang berumur di bawah 20 tahun terdaftar sebagai muridnya.
Mereka mendapatkan pendidikan agama yang sama seperti halnya anak-anak Acheh di balai-balai pengajian di kampung. Sementara ini baru ada 4 kelas dan tiap-tiap murid yang menempati kelas tertentu disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.
Kegiatan pengajian dilakukan setelah mereka selesai belajar di sekolah masing-masing, yaitu mulai jam 16.00 s/d jam 19.00 setiap hari selasa, rabu dan Jum’at.
Sementara hari Sabtu mulai jam 15.00 s/d jam 19.00, anak-anak belajar bahasa Arab yang diajarkan oleh seorang guru asal Yaman, Ustaz Malik, secara sukarela dan Tengku Abdul Qadir mengajarkan kitab-kitab kuning kepada orang dewasa.
Meski ada bahasa Norwegia, bahasa utama di negara ini dan Inggris bahasa kedua. Hari Ahad masih ada kegiatan untuk anak-anak yaitu belajar bahasa Inggris, yang diajarkan oleh H. Zulkifli Abda asal Peureulak dan dibantu oleh Hadijah Ramli.
Anak-anak juga mendapatkan pengetahuan tentang sejarah Acheh di hari Ahad dari seorang guru Sulaiman Ilham. Semua kegiatan di hari Ahad berlangsung di balai kota Gausel Bydelshus, Masjid Turki yaitu Masjid Mevlana Moske’.
Di Norwegia, ada beberapa etnis yang aktif di masjid ini, diantaranya Turki, Aceh, Chechen, dan beberapa keluarga Muslim asal Sri Lanka.
Menariknnya, hanya warga Aceh saja yang banyak mengisi masjid ini dengan berbagai kegiatan islami.
Tidak hanya kegiatan belajar mengajar tetapi juga perayaaan hari-hari besar seperti Zikir Maulid Nabi di bulan Rabiul awal, dan Takziyah kepada ulama aceh seperti pada hari wafatnya Abu Panton.
Sementara bangsa lainnya hanya mengisi masjid dengan shalat berjamaah, shalat Idul Fitri dan Idul Adha dan rapat tahunan.
Pimpinan masjid memberikan kepercayaan kepada Tengku Abdul Qadir dan memberikan kunci hingga beliau bebas keluar masuk masjid dengan berbagai kegiatan. Tengku Abdul Qadir juga merupakan imam kedua di masjid tersebut.
Tenaga Pembantu Untuk melancarkan kegiatan pengajian tersebut, Tengku Abdul Qadir Hasballah di bantu oleh para murid angkatan pertama yang lebih dulu belajar dari beliau. Juga di bantu oleh dua orang wali murid yang piket pada hari tertentu secara bergiliran.
Upaya peningkatan mutu dan motivasi belajar, pada hari Ahad, 22 Juni 2014 para murid LPI Achehnese Norway al-Aziziyah mengikuti aneka perlombaan atau Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) yang ke-II.
Musabaqah kali ini merupakan musabaqah yang kedua setelah pertama diadakan pada tahun 2012 yang lalu. Adapun jumlah peserta yang akan ikut serta dalam MTQ kali ini mencapai 45 peserta. Mereka terbagi dalam empat grup sesuai dengan kelas masing-masing.
Nyantri
Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan tenaga pengajar, Tengku Abdul Qadir Hasballah juga telah mengirim dua putrinya untuk mendalami ilmu agama ke Pasantren MUDI Mesjid Raya Samalanga.
Keduanya yaitu Mahyuni Abdul Qadir dan Hijrah Abdul Qadir. Mereka sudah berada di Dayah MUDI selama setahun lebih.*