Penelitian terkini menunjukkan bahwa penggunaannya dapat memengaruhi struktur dan fungsi otak dan gangguan kesehatan mental, terutama pada remaja
Hidayatullah.com | DI era digital, media sosial bukan lagi sekadar hiburan. Penelitian terkini menunjukkan bahwa penggunaannya dapat memengaruhi struktur dan fungsi otak dan gangguan kesehatan mental, terutama pada remaja.
Menurut Dr. Shukla, ahli neurologi dari Lone Star Neurology, paparan terus-menerus terhadap notifikasi, ‘like’, dan komentar di media sosial mengaktifkan sistem penghargaan otak secara intens, yang memicu pelepasan dopamine. “Zat kimia otak yang terkait dengan rasa senang dan ketagihan,” ujarnya dalam sebuah artikel berjudul “Social Media’s Impact on Mental Health & Brain Function” di Lone Star Neurology.
Efek ini serupa dengan mekanisme adiksi: semakin sering seseorang menerima umpan balik positif di media sosial, semakin besar keinginannya untuk terus kembali, menciptakan lingkaran kecanduan digital.
Di saat yang sama, pemrosesan penghargaan ini mengubah jalur saraf otak, yang memengaruhi kemampuan untuk mengendalikan impuls dan membuat keputusan.
Mengapa Media Sosial Memengaruhi Kesehatan Mental?
Dr. Melissa Santos, Kepala Divisi Psikologi Pediatrik di Connecticut Children’s, menyebut bahwa media sosial bisa menjadi alat komunikasi yang memperkuat hubungan jika digunakan dengan bijak. Namun, sebaliknya, ia juga bisa memicu stres, kecemasan, dan perasaan tidak berharga.
Penelitian yang dilakukan pada tahun 2023 menunjukkan bahwa remaja yang sering memeriksa media sosial mengalami perubahan aktivitas di bagian otak yang bertanggung jawab terhadap kontrol impuls dan emosi.
Pemindaian MRI bahkan menunjukkan bahwa paparan media sosial berulang kali dapat membuat mereka lebih sensitif terhadap kritik sosial.
“Remaja menjadi sangat responsif terhadap umpan balik sosial. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan kecemasan dan perubahan perilaku,” jelas Melissa Santos.
Media sosial berdampak langsung terhadap keseimbangan neurokimia dan proses psikologis, antara lain:
- Dopamin dan Sistem Penghargaan
Penggunaan media sosial memicu pelepasan dopamin, yang memperkuat perilaku untuk terus mencari validasi online. Seiring waktu, ini dapat menciptakan ketergantungan seperti halnya substansi adiktif. - Kelelahan Kognitif & Beban Informasi
Paparan informasi yang konstan dari berbagai platform digital membebani memori kerja dan mengurangi kemampuan konsentrasi. Hal ini menyebabkan stres dan kelelahan mental. - Perbandingan Sosial
Menurut Santos, “Remaja yang terus-menerus membandingkan dirinya dengan gambar-gambar sempurna yang dikurasi di media sosial dapat merasa tidak berharga.” Ini memicu kecemasan, depresi, dan rendah diri. - Gangguan Tidur
Penggunaan media sosial hingga larut malam terbukti mengganggu ritme sirkadian otak. Paparan cahaya biru dari layar juga menghambat produksi melatonin, hormon pengatur tidur.
Tanda-Tanda Anak Alami Dampak Negatif Media Sosial
Perhatikan jika anak remaja Anda:
- Selalu membandingkan diri dengan orang lain
- Terlihat gelisah jika tidak mendapat “like”
- Menarik diri dari interaksi tatap muka
- Mengalami gangguan tidur atau sulit fokus belajar
- Menghindari aktivitas dunia nyata
- Menjadi lebih mudah tersinggung, cemas, atau sedih setelah menggunakan media sosial
Mengelola Penggunaan Media Sosial secara Sehat
Menurut Melissa Santos, penting bagi kita untuk hadir dan mendampingi mereka — secara emosional dan digital. “Perubahan di otak remaja bisa terjadi hanya karena notifikasi dari media sosial. Itu bukan hal sepele,” ujarnya.
Namun, seperti yang ditekankan Melissa Santos, “Kuncinya bukan pada apa yang digunakan, tetapi bagaimana dan seberapa banyak penggunaannya.”
Sisi Positif Media Sosial (Jika Digunakan secara Sehat)
Media sosial bukan sepenuhnya buruk. Ada banyak manfaatnya. Hanya saja jika digunakan secara tepat dan benar.
- Ekspresi diri & kreativitas
- Membangun komunitas dukungan emosional
- Akses informasi & kampanye kesadaran kesehatan mental
- Menjaga koneksi sosial lintas jarak
Tips bagi orang tua & remaja:
- Tetapkan batas waktu penggunaan media sosial setiap hari
- Nonaktifkan notifikasi agar tidak terganggu terus-menerus
- Kurasi konten: ikuti akun yang menginspirasi dan menenangkan
- Berikan teladan — jauhkan ponsel saat berbicara dengan keluarga
- Jadwalkan waktu bebas layar setiap hari, misalnya saat makan malam atau menjelang tidur
- Ajak bicara secara terbuka tentang apa yang mereka lihat dan rasakan di dunia digital
Melihat ke Depan: Inovasi & Harapan di Dunia Digital
Media sosial juga berkembang menuju hal yang lebih positif. Beberapa terobosan masa depan:
- Aplikasi kesehatan mental berbasis AI
- Komunitas digital terapeutik
- Kampanye detoks digital
- Pemantauan stres & mood harian melalui platform sosial
Kesimpulan
Media sosial memiliki dua sisi mata uang: ia bisa menjadi alat pemberdayaan dan juga potensi pemicu gangguan kesehatan mental. Dengan memahami dampak ilmiahnya dan menerapkan strategi cerdas, kita bisa menjaga kesehatan mental — sambil tetap terhubung di era digital.*