Hidayatullah.com– Otoritas Kurdi di bagian timur laut Suriah telah mencapai kesepakatan dengan pemerintah pusat di Damaskus tentang bendungan Tishrin yang berhasil direbut dari kelompok ekstremis dengan dukungan dari Amerika Serikat, kata sebuah sumber Kurdi.
“Kesepakatan sudah dicapai antara pemerintah daerah otonom [Kurdi] dan pemerintah Suriah perihal pengelolaan Bendungan Tishrin” yang berada di Sungai Eufrat, kata sumber tersebut kepada AFP hari Kamis (10/4/2025).
Berdasarkan kesepakatan itu, para petempur pimpinan Kurdi yang tergabung dalam Syrian Democratic Forces (SDF) akan menarik diri dari bendungan itu, yang berhasil mereka rebut dari tangan ISIS pada akhir 2015, kata sumber tersebut.
Para petempur loyalis pemerintahan baru Suriah selanjutnya akan mengambil alih pengamanannya dan sebuah badan kepengurusan bersama akan mengelola bendungan tersebut.
Bendungan itu merupakan satu dari beberapa bendungan yang berada di aliran Sungai Eufrat dan anak sungainya, dan memainkan peran penting dalam perekonomian Suriah dengan airnya untuk irigasi dan pembangkit listrik tenaga air.
Dalam perang sipil yang pecah pada 2011, bendungan itu menjadi medan pertempuran sengit, pertama jatuh ke tangan pasukan oposisi kemudian jatuh ke tangan ISIS, dan akhirnya dikuasai SDF.
Beberapa hari sebelum Bashar Assad digulingkan, bendungan itu menjadi target serangan drone-drone Turki yang menewaskan puluhan warga sipil, kata pejabat Kurdi dan kelompok pemantau Syrian Observatory for Human Rights.
Sumber Kurdi mengatakan kesepakatan perihal bendungan itu merupakan langkah terbaru dalam implementasi kesepakatan yang dicapai bulan Maret dengan Damaskus, yang bertujuan untuk mengintegrasikan institusi-institusi pemerintahan otonomi Kurdi dengan pemerintahan pusat Suriah di Damaskus.
Menyusul kesepakatan itu pasukan Kurdi menarik diri dari daerah-daerah pemukiman mayoritas Kurdi di kota Aleppo awal bulan ini.
Kesepakatan itu juga mengurangi kehadiran para petempur pro-Turki di Afrin, daerah di bagian barat laut Suriah yang secara historis dikenal sebagai perkampungan orang-orang Kurdi.
Observatory mengatakan sebuah komite bersama akan mengawasi upaya perbaikan yang diperlukan atas bendungan tersebut.
Dikatakan pula bahwa agen-agen keamanan Kurdi akan ambil bagian dalam tim pengamanan baru yang dibentuk untuk mengawal bendungan itu, bersama dengan agen-agen dari pemerintah pusat.*