Hidayatullah.com–Pernahkah Anda disarankan seseorang untuk meminum satu sendok madu atau mencampurkannya dengan teh anda ketika anda batuk? Mungkin kakek nenek Anda pernah menyarankan untuk banyak-banyak minum untuk menangkal pilek atau meredakan tenggorokan yang gatal.
Dan sekarang, sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Oxford muncul untuk mendukung klaim ini. Studi yang diterbitkan dalam jurnal BMJ, menemukan bahwa ketika anak-anak mengalami batuk, mengonsumsi madu ketika dalam bentuk murni tanpa aditif, secara mengejutkan berguna untuk meredakan gejala infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) berkat sifatnya antimikroba.
“Ini memberikan alternatif yang tersedia luas dan murah untuk antibiotik,” demikian kata peneliti sebagaimana dikutip Daily Sabah. Peneliti juga menemukan, bahwa madu mengurangi frekuensi batuk dan dapat “membantu upaya untuk memperlambat penyebaran resistensi antimikroba.”
Obat antibiotik tetap menjadi penyebab terbesar resistensi antimikroba. Memilih antibiotik alami terbukti mempunyai manfaat lebih daripada obat dalam masalah flu dan infeksi tenggorokan.
Namun, baik dokter Turki maupun Asosiasi Profesional Dokter Anak Jerman menekankan bahwa anak di bawah usia 1 tahun tidak boleh diberikan madu. Spesialis Kesehatan dan Penyakit Anak Zeynep Gül Hallaçoğlu mengatakan ini karena madu mengandung bakteri yang disebut clostridium botulinum yang dapat menghasilkan racun di usus bayi dan menyebabkan botulisme, penyakit langka dan berpotensi fatal yang dapat menyebabkan kelumpuhan otot dan pernapasan.
Memanaskan madu juga tidak membantu, karena hal ini tidak secara pasti menghancurkan bakteri. Menurut asosiasi, orang tua harus berhati-hati dengan obat-obatan yang menekan keinginan untuk batuk, yang tidak boleh diberikan kepada anak tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Pasalnya, jika anak tidak mampu batuk, lendir bisa terkumpul di saluran napas dan membuat sulit bernapas. Jika batuk berlangsung lebih dari dua minggu atau jika terjadi demam atau sesak napas, orang tua harus membawa anaknya ke dokter – atau lebih cepat jika dicurigai terinfeksi virus corona.*