Hidayatullah.com–Kampanye kesehatan masyarakat perihal bahaya merokok bisa dibilang sangat berhasil, tetapi rupanya ada masalah kesehatan lain yang lebih serius berkaitan dengan mulut, yaitu soal makan(an). Saat ini peneliti memperkirakan sejak 2014 obesitas dan kelebihan lemak pada tubuh berkontribusi lebih banyak terhadap angka kematian di wilayah England dan Skotlandia dibanding merokok.
Tingkat merokok turun dari 20,2% di kalangan populasi dewasa Inggris pada tahun 2011 menjadi 14,1% pada tahun 2019,sedangkan tingkat obesitas naik dari 15% di England pada tahun 1993 menjadi 28% pada tahun 2019.
“Jadi ini hasil yang tidak mengejutkan sama sekali,” kata ketua studi tersebut Dr Frederick Ho dari University of Glasgow. “Kami berusaha mengkuantifikasi kapan hal itu terjadi … atau apakah hal itu akan terjadi di masa mendatang tidak lama lagi.”
Untuk dapat menghitung kematian yang diakibatkan merokok dan obesitas atau kelebihan lemak pada tubuh, peneliti menyusun data 192.239 orang dewasa yang diambil antara tahun 2003 dan 2017 dari survei kesehatan di England dan Skotlandia.
Partisipan, yang rata-rata berusia 50 tahun, melaporkan tentang kebiasaan merokok, dan pewawancara terlatih atau perawat mengukur tinggi dan berat badan mereka. Peneliti kemudian mengkombinasikan data itu dengan estimasi risiko kematian akibat merokok atau obesitas dan kelebihan lemak tubuh.
Secara keseluruhan, kalkulasi yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa kematian yang diakibatkan kebiasaan merokok menurun dari 23,1% total kematian tahun 2003 menjadi 19,4% pada tahun 2017. Sedangkan kematian berkaitan dengan obesitas atau kelebihan lemak tubuh naik dari 17,9% pada tahun 2003 menjadi 23,1% pada tahun 2017.
Persilangan angka kematian akibat merokok dan obesitas atau kelebihan lemak tubuh itu terjadi pada tahun 2013, dan sejak tahun 2014 ke sini masalah kelebihan berat badan menjadi penyebab kematian lebih banyak orang dibandingkan merokok, dengan selisih yang secara stabil terus melebar, kata penulis hasil penelitian itu dalam jurnal BMC Public Health seperti dilansir The Guardian Rabu (10/2/2021).
Trennya di semua kelompok umur menunjukkan arah yang sama, di mana di kalangan kelompok usia lebih tua persilangan terjadi lebih dini, sehingga sekarang selisihnya lebih lebar.
Di kalangan usia ≥65 tahun dan kelompok usia 45-64 tahun, obesitas dan kelebihan lemak tubuh berkontribusi 3,5% dan 3,4% lebih banyak dibandingkan estimasi kematian akibat merokok pada tahun 2017. Sedangkan pada tahun yang sama, merokok diperkirakan menjadi penyebab 2,4% lebih banyak kematian dibanding obesitas atau kelebihan lemak tubuh di kalangan kelompok usia 16-44 tahun.
Tren menunjukkan, kalangan pria berisiko lebih tinggi mengalami kematian berkaitan dengan obesitas atau kelebihan lemak tubuh dibandingkan wanita.
Namun ada kelemahan kunci dari studi ini, tegas Ho, yaitu penelitian ini tidak mengkaji tentang akibat vaping (penggunaan rokok elektrik) atau perokok pasif pada partisipan.
Ho berharap kebijakan pemerintah Inggris untuk membatasi iklan junk food (makanan kurang bergizi tinggi kalori) akan memberikan pengaruh positif terhadap masalah obesitas atau kelebihan lemak tubuh di kalangan masyarakat.*