Hidayatullah.com– Ikatan Dokter Indonesia (IDI) bersama Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengkampanyekan hidup bersih dan sehat tanpa asap rokok.
Di antara acaranya adalah talkshow “Pengaruh Rokok terhadap Jantung dan Paru” dengan menghadirkan narasumber yaitu dokter spesialis jantung Yusra dan dokter spesialis paru-paru, Eva.
Menurut dr Yusra, saat ini banyak ditemukan kasus-kasus pasien yang terserang jantung koroner yang terjadi karena penyempitan pembuluh darah ke jantung. Pemicunya, selain karena hipertensi, kolesterol, gula darah, triglersida, dan faktor lingkungan lainnya.
“Sebagian besar kasus penderita jantung disebabkan oleh asap rokok, baik bagi perokok aktif maupun bukan perokok (perokok pasif),” ujarnya pada acara itu di Mataram, Ahad (21/07/2019).
Dokter Yusra mengatakan, asap rokok juga akan terhirup oleh masyarakat di sekitarnya, meski bukan perokok. Bahkan perokok pasif ini risikonya 13 kali terkena penyakit jantung dibandingkan dengan tanpa asap rokok sama sekali.
Rokok elektrik juga sama risikonya. Karena rokok elektrik tetap mengandung nikotin, carcinogen, dan aerosol. Bahkan, jelasnya, zat-zat tersebut bisa menempel di jendela, kursi, baju, dan lain-lain. Sehingga jika terhirup oleh keluarga atau anak-anak dapat berpotensi menyebabkan penyakit kanker.
Sedangkan dr Eva mengatakan, rokok dapat menyebabkan penyakit jantung dan paru-paru. Sebab, di dalam rokok mengandung zat-zat berbahaya seperti nikotin carcinogen, aerosol, dan zat-zat berbahaya lainnya.
Kata dr Eva, saat seseorang merokok, ada dua efek yang ditimbulkan darinya. Yakni asap utama yang lebih besar akan berisiko bagi pecandu rokok terserang jantung/paru-paru. Lalu asap sampingan yang akan berpengaruh pada lingkungannya atau orang-orang di sekitarnya.
“Secara risiko, adalah sama-sama besar kemungkinan terkena penyakit kanker, jantung dan lainnya,” ungkapnya kutip Antaranews.com.
Baca: Sulitnya Merokok di Negeri Gajah Putih
Dakwah Media BCA - Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Atas hal ini, para dokter di IDI memberikan tips, bahwa untuk menciptakan lingkungan yang bebas rokok, maka semua pihak, terkhusus para orangtua harus bisa menjadi contoh bagi anak-anak. IDI pun mengimbau para perokok agar berhentilah merokok sekarang juga.
“Maka untuk bisa berhenti merokok, harus dimulai dari komitmen yang kuat untuk peduli pada diri sendiri dan lingkungan akan pentingnya menjaga lingkungan hidup yang bersih dan sehat,” ungkapnya.
Kampanye hidup bersih dan sehat tanpa asap rokok itu diawali dengan fun walk memungut sampah oleh para dokter, para medis, dan mahasiswa kedokteran. Lalu dilakukan senam jantung sehat bersama masyarakat, check up kesehatan, lalu talkshow.*