BARANGKALI ini kabar baik tentang upaya menurunkan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Para ilmuwan dari Imperial College London telah memodifikasi nyamuk yang menghasilkan sperma hanya berisi bibit nyamuk jantan.
Upaya ini sebagai langkah merintis pendekatan baru memberantas malaria.
Dalam studi tersebut, para ilmuwan telah menguji metode genetik baru yang mendistorsi seks-rasio nyamuk Anopheles gambiae, yang menyebarluarkan parasit malaria. Dari modifikasi ini, nyamuk betina yang menggigit dan meninggalkan penyakit kepada manusia tidak lagi diproduksi.
Dalam tes laboratorium pertama, metode berhasil menciptakan strain nyamuk produktif yang sepenuhnya menghasilkan 95 persen anak nyamuk laki-laki.
Para ilmuwan, sebagaimana dimuat Top News (11/6/2014), meneliti lima nyamuk hasil rekayasa genetika yang terkurung liar dalam populasi nyamuk.
Empat dari lima kandang dapat menghilangkan seluruh populasi nyamuk pada generasi keenam, karena kurangnya nyamuk betina.
Harapannya, jika ini bisa direplikasi di alam liar, akhirnya akan menyebabkan penurunan populasi nyamuk pembawa malaria.
Ini pertama kalinya para ilmuwan mampu memanipulasi seks-rasio populasi nyamuk. Para peneliti percaya, penelitian akan membuka jalan bagi pendekatan perintisan pengendalian malaria.
Studi ini diterbitkan dalam jurnal Nature Communications.*