UAP kimia yang memancar dari kulit manusia menjadi alasan utama nyamuk berubah dari mendapatkan makanan pada hewan, beralih mengisap darah orang, demikian hasil satu penelitian.
Sulcatone adalah unsur penting dalam bau khas manusia, dan nyamuk belajar mengenalinya sejak ribuan tahun yang lalu sebagai tanda mereka berada di dekat sumber makanan, kata para ilmuwan.
Para peneliti menemukan, nyamuk bertubuh hitam yang memakan dari kulit binatang berbulu di hutan, tidak menunjukkan memiliki perhatian terhadap sulcatone. Tapi nyamuk coklat yang tinggal di sekitar desa di Afrika sangat tertarik dengan aroma itu.
“Kami menemukan, nyamuk ini telah berevolusi untuk mencintai bau tubuh kita,” kata Leslie Vosshall dari Rockefeller University di New York, yang memimpin penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature.
“Ini betul-betul merupakan langkah evolusi. Kita menyediakan gaya hidup yang ideal bagi nyamuk. Kita menyediakan untuk mereka air guna berkembang biak. Lagi pula kita tidak berbulu dan hidup dalam kelompok yang besar,” kata Profesor Vosshall.
Para ilmuwan mengidentifikasi, 14 gen dalam genom nyamuk sangat terkait dengan kesukaan mereka terhadap manusia, khususnya terhadap satu bau tertentu –disebut Or4. Bau ini menyebabkan nyamuk menjadi sangat aktif mendatangi manusia.
Or4 merupakan satu dari banyak senyawa yang terdapat pada kulit manusia yang membentuk aroma alami manusia. Menurut laporan yang dilansir The Independent belum lama ini, bau ini yang mengarahkan nyamuk untuk mendatangi manusia.*