Ibnu Atsir mendengar cerita dari salah satu sahabatnya di Damaskus, yang merupakan anak persusuan dari istri Nuruddin Zanki, Al Khatun.
“Jika Nuruddin melaksanakan shalat, maka ia memanjangkan shalatnya. Ia juga memiliki wirid-wirid di siang hari. Jika datang malam hari, Nuruddin melaksanakan shalat Isya kemudian ia tidur. Kemudian ia bangun di tengah malam, berwudhu, shalat dan berdoa. Kemudian ia melaksanakan shalat shubuh lalu meninggangi tunggangannya untuk melaksanakan tugas negara”, demikian kisah yang disampaikan sahabat Ibnu Atsir tersebut.*(Mufarrij Al Qurub, 1/265)