YAHYA BIN MA’IN memperoleh banyak warisan dari ayahnya yang wafat saat itu, hingga ia pun memperoleh satu juta dirham. Namun, Yahya bin Ma’in menghabiskan seluruh hartanya tersebut untuk memperoleh dan mencatat hadits. Hingga tidak tersisa dari hartanya itu meski hanya sedikit, hingga Yahya bin Ma’in pun tidak memiliki sandal setelah itu. (Siyar A’lam An Nubala, 11/ 77)
Demikianlah para ulama bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, hingga ia mengorbankan harta dengan jumlah yang amat banyak dan rela bersusah-susah karenanya.*