PADA waktu Ahmad bin Hanbal wafat, Al-Haitsam bin Khalaf bercerita, “Kami mengubur jenazahnya pada hari Jum`at ba`da `Ashar, tahun 214 H. Tidak pernah kulihat kerumunan orang lebih banyak dari itu.”
Sementara Ibn Abu Shalih al-Qanthari berkata, “Selama empat puluh tahun aku tidak pernah menyaksikan kerumunan orang lebih banyak dari itu.” … Dan Abdul Wahhab al-Warraq berkata, “Kami tidak pernah mendengar ada jumlah jamaah yang hadir –baik dari masa Jahiliah maupun sesudah masa Islam– sebanyak jamaah yang menghadiri jenazah Ahmad. Ribuan orang datang, bahkan kaum wanita saja mencapai enam puluh ribu. Mereka semua menyaksi kebaikan dan kewaliannya, dengan menshalatkannya dan memujinya dengan berbagai kebaikan. Semoga rahmat Allah dilimpahkan kepadanya.”
Nabi Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Jika engkau melihat seseorang mengerjakan amal kebajikan dan dipuji oleh banyak orang, maka itu adalah berita gembira yang disegerakan bagi orang Mukmin.” Para ulama berkomentar, berita gembira yang disegerakan untuknya itu merupakan petunjuk bahwa Ia juga akan menerimanya kelak di akhirat.
Allah Ta’ala berfirman, “Pada hari ini ada berita gembira untukmu, yaitu surga.” (al-Hadiid: 12). Kabar gembira yang disegerakan ini juga merupakan bukti atas ridha Allah Ta’ala kepadanya, cinta-Nya kepadanya dan kepada semua makhluk-Nya.
Diriwayatkan dari Abu Sa`id r.a. bahwa Nabi Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Jika kalian melihat seseorang terbiasa pergi ke masjid, maka persaksikanlah bahwa ia beriman.” Dalam riwayat lain, “…maka persaksikanlah bahwa ia baik.” Allah Ta`ala berfirman, “Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah itu ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain Allah, maka merekalah orang yang diharapkan termasuk golongan yang mendapat petunjuk.” (at-Taubah: 18).”
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, ia mengatakan bahwa hadist ini hasan, dan kesaksian baik orang-orang atas dirinya sesudah ia mati adalah juga kesaksian mereka atas dirinya saat ia hidup. Wallahu a`lam.*
Dikutip dari buku Pelipur Lara Mereka yang Tertimpa Musibah karya Imam Ibn Muhammad al-Manbaji.