AWAL tahun baru 2106 sudah berlalu beberapa waktu. Masih seperti dahulu, umat Islam melewati masa pergantian tahun Masehi itu dengan berragam cara. Ada yang menyeberanginya dengan jembatan ketaatan di malam hari, namun tak sedikit pula yang tenggelam dalam keburukan dan kemaksiatan.
Uniknya, meski berbeda cara tetap saja semua manusia punya harapan yang sama. Sejak awal, mereka berharap semoga tahun 2016 ini bisa lebih baik daripada tahun sebelumnya.
Bagi orang beriman, berbuat amalan yang terbaik dan berubah menjadi lebih baik adalah sebuah keniscayaan iman yang tertancap di dada. Sebab iman yang benar akan menggerakkan seorang Muslim untuk tak pernah henti berilmu dan beramal dalam kehidupan. Oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala (Swt), mereka bahkan dimotivasi untuk saling berlomba dalam mengerjakan setiap kebaikan. Allah berfirman, “Maka berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan” (QS. Al-baqarah [2]: 148).
Kepada para sahabat, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (Saw) pernah mengajarkan sebuah doa yang kiranya permohonan itu bisa mencakup seluruh apa yang dihajatkan oleh manusia saat ini. Sebab ia tak hanya meminta kebaikan hidup di dunia, tapi juga memohon keselamatan hidup di Akhirat kelak. Setidaknya doa ini layak dimunajatkan setiap waktu sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah.
Dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu (Ra), Nabi bersabda:
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِي وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي فِيهَا مَعَادِي وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ
“Ya Allah, perbaikilah urusan agamaku yang meurupakan penjaga keselamatan urusanku, perbakilah untukku urusan duniaku yang di dalamnya terdapat mata pencaharianku, dan perbaikilah untukku urusan akhiratku yang akan menjadi tempat kembalilku. Jadikanlah hidup ini sebagai tambahan bagiku dalam setiap kebaikan, dan jadikanlah kematian sebagai pemutus dari setiap keburukan.” (HR. Muslim).
Pertama: doa agar agamanya diperbaiki
Sebagai pondasi kehidupan, urusan agama hendaknya menjadi fokus dan prioriras pertama dalam setiap urusan. Termasuk ketika memohon kebaikan kepada Allah. Lalai terhadap kewajiban agama adalah alamat rusaknya seluruh kehidupan manusia, dunia dan akhirat. Olehnya dalam menyongsong kehidupan baru dalam suasana tahun baru ini, hendaknya urusan agama menjadi program sekaligus evaluasi pertama seorang Muslim.
Tak heran, Nabi hingga menempatkan doa tersebut sebagai ranking pertama dalam munajatnya kepada Allah. Yaitu meminta kepada Allah agar memperbaiki urusan agama ini. Sebab hanya dengan hidayah dan pertolongan Allah, seorang hamba bisa istiqamah dalam menjalankan ketaatan kepada Allah dan mengikuti sunnah Rasulullah.
Kedua: doa agar dunianya diperbaiki
Sebagai agama yang sempurna, Islam tak hanya bicara akhirat melulu dan melupakan urusan dunia. Untuk itu, Nabi tetap menuntun umatnya agar tetap memperhatikan kehidupan dunia. Mulai dari urusan rezeki yang halal dan tahyyib, istri shalehah, anak-anak yang bisa menjadi qurratu a’yun, hingga tempat tinggal dan kendaraan. Semua itu disebut sebagai kecendrungan manusia yang fitrawi.
Bedanya, orang beriman menjadikan hal tersebut sebagai ladang amal untuk memperoleh pahala melipat dan balasan yang lebih baik di hari Akhirat kelak. Mereka menikmati dunia tapi tidak sampai melenakan dan melalaikan diri dari rambu-rambu agama. Sebaliknya, orang-orang kafir menjadikan kesenangan dunia sebagai tujuan akhir dari kehidupan mereka.
Ketiga: doa agar akhiratnya diperbaiki
Hidayah dan rahmat Allah adalah kunci utama kehidupan manusia. Dengan keduanya, manusia bisa membuka kebaikan apa saja sekaligus terhindar dari keburukan yang ada. Termasuk dalam munajat tersebut adalah istiqamah dalam ketaatan, husnul khatimah dalam kematian, dan mendapatkan rahmat serta ampunan agar terbebas dari ancaman siksa api neraka kelak.
Keempat: doa agar bertambah kebaikan dalam kehidupan
Panjang umur menjadi salah satu impian kebanyakan manusia. Setidaknya itu tergambar dari ungkapan sebagian yang berkata “semoga panjang umur selalu” kepada orang lain. Dalam Islam, selain dipanjangkan usia, hal yang lebih pokok untuk diminta sebenarnya adalah keberkahan usia. Suatu ketika Nabi ditanya, siapa orang yang paling baik? Nabi menjawab:
مَنْ طَالَ عُمْرُهُ، وَحَسُنَ عَمَلُهُ
“Siapa yang panjang umurnya dan bagus amalnya.” (HR. Ahmad)
Kelima: doa agar terhindar dari keburukan dengan kematian
Kematian adalah pemutus segalanya dalam kehidupan manusia di dunia. Bagi orang beruntung maka yang terputus itu adalah keburukan dan segala fitnah serta gundah gulana kehidupan dunia. Sedang kebaikannya tetap mengalir mengiringi perjalanannya menuju Rabb, Sang Pencipta. Nabi bersabda:
الْعَبْدُ الْمُؤْمِنُ يَسْتَرِيحُ مِنْ نَصَبِ الدُّنْيَا وَأَذَاهَا إِلَى رَحْمَةِ اللَّهِ ، وَالْعَبْدُ الْفَاجِرُ يَسْتَرِيحُ مِنْهُ الْعِبَادُ وَالْبِلاَدُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ
“Seorang hamba yang mukmin beristirahat dari keletihan dunia dan kesusahannya, kembali kepada rahmat Allah. Sedangkan hamba yang jahat, para hamba, negeri, pohon dan binatang beristirahat (merasa aman dan tenang) darinya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).*/Masykur