DARI Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda: Hari Kiamat tidak akan datang sebelum kaum muslimin berperang melawan orang-orang Yahudi. Kaum muslimin akan membunuhi mereka, bahkan ketika mereka bersembunyi di balik pepohonan dan bebatuan. Maka batu atau pohon tersebut akan berkata, “Hai orang Islam, hai Abdullah, ini orang Yahudi ada di belakangku. Ayo kemarilah dan bunuhlah mereka.” Kecuali, pohon gharqad, karena pohon itu termasuk pohonnya orang-orang Yahudi. (HR Al-Bukhari)
Hadist dengan redaksi semacam ini juga diriwayatkan HR Muslim, Ahmad, dan At-Tirmidzi. Dari berbagai hadits tersebut didapati bahwa hadits-hadist tersebut hanya terfokus kepada dua jenis benda tanpa melibatkan lainnya, yaitu kaum muslimin ditolong dengan keduanya; pepohonan dan bebatuan. Dari sini mungkin muncul pertanyaan: mengapa hanya dua jenis benda itu yang dipilih?
Pertanyaan ini mungkin amat sulit didapatkan jawabannya di masa lampau. Kadang seorang muslim menghubungkan dalam menjawabnya dengan sebuah kesimpulan yang telah disepakati bersama, serta sifat pembawaan dari berbagai pertolongan Ilahi, yaitu seluruh makhluk yang ada di muka alam ini adalah satu jenis tentara dari tentara-tentara Allah. Dia yang akan menguasakan kepadanya siapa saja yang dikehendaki-Nya dan dengan cara yang dikehendaki-Nya pula. Badai awan panas telah meluluhlantakkan kaum Ad, demikian juga angin topan telah membinasakan kaum Nuh, sedangkan lautan telah menenggelamkan Fir’aun dan bala tentaranya. Nah pada gilirannya nanti pohon dan batulah yang akan ikut serta menghabisi orang-orang Yahudi di akhir zaman.
Kesimpulan inilah yang banyak diyakini oleh sebagian kalangan. Ini merupakan pandangan umum terkait fenomena pertolongan ghaib yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya. Namun demikian, keyakinan ini sama sekali tidak menghalangi bagi penggalian hikmah atas terpilihnya dua benda tersebut dalam membantu upaya umat Islam untuk mengalahkan orang-orang Yahudi, bukan benda-benda lainnya. Jadi pengkhususan dua benda tersebut ada hikmahnya, sedangkan permasalahannya hanya berkisar pada penggalian hikmah itu sendiri supaya kita dapat menemukan hikmah apa yang terkandung di balik pepohonan dan bebatuan tersebut untuk kita manfaatkan di masa-masa kita hidup sekarang ini.
Sebagaimana yang telah kami singgung di muka, kadang untuk mencari jawaban masalah ini sangat sulit dilakukan di masa lalu. Begitu pula bagi orang yang tidak pernah hidup dalam kondisi memprihatinkan terus-menerus, sebagaimana yang dialami oleh penduduk bumi ribath di Palestina. Namun keadaannya jauh berbeda bagi siapa saja yang akrab dengan situasi riil seperti penduduk Palestina akhir-akhir ini. Maka gambaran hikmahnya akan terlihat sangat nyata di hadapan mereka.
Hikmah dipilihnya pepohonan dan bebatuan sebagai penolong kaum muslimin untuk memenangkan peperangan terpampang sangat jelas di depan mata orang-orang yang setiap saat akrab dengan invasi brutal dan tidak waras serdadu-serdadu Israel di tanah yang disucikan. Dan kami adalah salah satu di antara orang-orang yang selalu merasakan kekejaman mereka.
Setiap hari kami melintasi pos-pos militer di perbatasan tempat serdadu-serdadu Israel melakukan pemeriksaan, sebab profesi yang aku jalani menuntutku untuk melewati pos-pos tersebut. Antrean panjang di beberapa pos pemeriksaan gerbang keluar masuk tembok beton merupakan pekerjaan setiap hari yang melelahkan.
Aku ingat pada suatu hari serdadu-serdadu Israel menutup tembok tersebut selama dua minggu penuh, sehingga hubungan antara tepi selatan Gaza dan tepi utara Gaza terputus total selama waktu tersebut. Seperti biasa aku berdiri di bawah tembok yang menjulang angkuh itu dan aku sangat kaget dengan apa yang ada di depan mataku ini. Sebagian besar rumah-rumah telah menjadi puing-puing yang berserakan dan di sana ada juga pohon-pohon kurma yang roboh akibat ulah ekskavator milik militer Israel.
Di tempat itulah aku diam termangu penuh heran, mengapa harus pohon dan batu? Mengapa mereka merobohkan rumah-rumah dan mencabut pepohonan? Bahaya apakah yang ditimbulkan oleh kedua benda tersebut hingga mereka merobohkan dan mencabutinya? Apakah kedua benda ini sangat mengganggu stabilitas keamanan Israel?* [Tulisan selanjutnya]
Dipetik dari tulisan Dr. Muhammad Ahmad Al-Mubayyadh dalam bukunya Ensiklopedi Akhir Zaman.