POHON dan batu seperti makhluk-makhluk yang lain, juga merasa tersakiti akibat ulah manusia yang zalim dan mengada-adakan kedustaan atas nama Allah SWT dengan tanpa ilmu. Orang Nasrani misalnya, mereka telah berani berbuat dosa mengada-adakan kedustaan kepada Allah dengan keyakinan mereka bahwa Allah mempunyai anak. Bahkan mereka meyakini bahwa perkara ini sangat remeh di sisi Allah. Maka dalam surat Maryam dijelaskan betapa besarnya dosa yang mereka buat.
Allah SWT berkalam, “Dan mereka berkata, ‘Allah yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.’ Sesungguhnya kalian telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat lagi mungkar. Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh karena mereka mendakwakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak.” (Maryam [19]: 88-91)
Maka sebagai akibat apa yang diada-adakan oleh orang-orang Nasrani atas kebohongan ini, apalagi Allah menerangkan betapa besar dosa mereka ini, ayat tersebut menerangkan adanya pengaruh terhadap alam semesta. Langit dengan keagungan dan ketinggiannya hampir saja runtuh, bumi dengan luas hamparannya tidak mampu menanggung besarnya kebobongan ini sehingga hampir saja terbelah, bahkan gunung dengan kekokohannya serta kekerasan bebatuannya hampir sajaa menjadi abu karena besarnya dosa tersebut di sisi AlIah Dzat Yang Tidak Mengambil Pasangan dan Anak.
Ayat ini menjelaskan terakhir ini menjelaskan bagaimana sebagian besar unsur alam serta benda-benda lain yang ada di dalamnya merasa tersakiti dan hampir saja binasa karena mendengar kedustaan mereka terhadap Allah SWT. Jika ini adalah buah dari kebohongan yang dilakukan oleh orang-orang Nasrani, orang-orang yang disifati Allah SWT tersesat jalannya, lantas bagaimana lagi dengan keadaan bumi Baitul Maqdis yang di atasnya tinggal orang-orang yang paling besar dustanya dalam mengada-adakan atas nama Allah serta berani berbuat lancang terhadap-Nya? Bagaimana dengan debu-debu jalanan Baitul Maqdis yang kenyang dengan darah para syuhada Al-Aqsha yang di dalam tanahnya juga bersemayam jasad para nabi, ahli ibadah, serta para shabat? Bagaimana pula dengan pohon tin, zaitun, kurma, dan pohon-pohon lainnya yang bernasib mujur tidak ikut dibabat Yahudi zalim?
Semua benda yang berada di Baitul Maqdis kini teIah merasa tersakiti dengan ulah orang-orang Yahudi itu, baik karena keberadaan mereka di sana, kezaliman yang mereka lakukan, kebohongan yang mereka ada-adakan, maupun pembantaian dan kerusakan yang telah mereka lakukan di sana. Bisa jadi, pohon dan batu adalah benda yang paling menderita karena perbuatan di luar batas, tanpa henti, serta dilakukan dengan penuh suka-cita oleh orang-orang Yahudi.
Kedua benda itu paling banyak menjadi korban daripada yang lainnya. Mungkin inilah yang mendorong kedua benda tersebut bergabung dengan kaum muslimin guna membersihkan Baitul Maqdis dari kejahatan dan kezaliman mereka. Lebih-lebih mereka telah membuat kedustaan terhadap agama yang diturunkan Allah dan menimpakan kesengsaraan terhadap pemeluknya.*
Dipetik dari tulisan Dr. Muhammad Ahmad Al-Mubayyadh dalam bukunya Ensiklopedi Akhir Zaman.