Sambungan artikel PERTAMA
Oleh: Mohammad Fauzil Adhim
- Retreatism (Menarik Diri): Tidak Punya Perhatian – Tidak Ada Komitmen
Siswa tidak tertarik sama sekali untuk mengerjakan tugas-tugas, tidak pula berminat memenuhi apa yang diharapkan sekolah darinya, tetapi siswa tidak berusaha untuk mengganggu teman-temannya yang sedang mengerjakan tugas, tidak pula ia melakukan kegiatan-kegiatan lain sebagai pengganti keengganannya mengerjakan tugas. Siswa “hanya” bersifat pasif, tidak berpartisipasi dalam kegiatan belajar, dan mempelajari sangat sedikit atau bahkan tidak mempelajari apa pun dari beragam tugas maupun kegiatan yang diberikan oleh guru.
- Rebellion (Pembangkangan): Tidak Ada Perhatian – Tidak Ada Komitmen
Siswa menolak mengerjakan tugas-tugas, tidak mau menuntaskan pekerjaan, melakukan tindakan-tindakan mengganggu orang lain termasuk kawan-kawannya di kelas, atau melakukan hal-hal yang ia sukai (padahal seharusnya ia melakukan tugas lain). Ia melakukan apa yang disukai tersebut sebagai ganti kegiatan yang seharusnya.
Siswa mengembangkan perilaku yang buruk, sikap tercela dan tindakan-tindakan yang merugikan terhadap pendidikan formal, kegiatan belajar maupun tugas-tugas lain dari guru maupun sekolah secara keseluruhan.
Jika sebuah kelas berisi siswa yang sebagian besar, boleh jadi 75 atau 80 persen siswa yang memiliki keterlibatan penuh dalam kegiatan pembelajaran, kemudian sebagian berikutnya siswa yang berkepatuhan strategis, dan hanya sedikit sekali siswa dengan kepatuhan ritual serta hanya satu atau dua yang cenderung menarik diri, maka kelas semacam ini telah dapat dikatakan sebagai kelas yang sangat menggugah (The Highly Engaged Classroom). Ini merupakan kelas yang sangat bagus. Memang ada yang menarik diri atau mau mengerjakan tugas sekedar menghindari konsekuensi negatif, tetapi jumlahnya sangat sedikit.
Adapun yang disebut sebagai kelas yang dikelola dengan sangat baik (well managed classroom) adalah kelas yang komposisi siswa dengan keterlibatan tinggi maupun yang memiliki kepatuhan strategis, cukup mendominasi secara berimbang; masing-masing berkisar 40%. Selebihnya siswa yang mempunyai kepatuhan ritual serta yang menarik diri, jumlahnya berimbang, berkisar masing-masing 10%.
Yang mengerikan adalah kelas sakit yang bersifat patologis (The Pathological Classroom). Jumlah siswa yang memiliki kepatuhan strategis, kepatuhan ritual, menarik diri serta yang membangkang berimbang. Boleh jadi masing-masing sekitar 20-25 persen. Sementara siswa yang memiliki keterlibatan penuh dalam belajar jumlahnya sangat sedikit atau hampir tidak ada. Lebih parah lagi jika jumlah siswa yang membangkang maupun menarik diri lebih dominan. Ini merupakan mimpi yang sangat buruk.*
Mohammad Fauzil Adhim adalah penulis buku-buku parenting
Twitter @kuping