Oleh: Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil
Khutbah I
اَلْحَمْدُ للهْ، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ الْعَزِيْزُ الْعَلَّامْ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّداً خَيْرَ الْأَنَامِ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تَمْلَأُ الْأَكْوَانَ مِنْ يَوْمِنَا هَذَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامِ، وَهُوَ الَّذِيْ أَنْزَل َ اللهُ اِلَيْهِ الْقُرْآنَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَان. أمّا بعد فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ. فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وقال تعالى في كتابه الكريم، إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
RAMAI diberitakan, sejumlah orang yang mengaku sebagai dukun atau paranormal mendeklarasikan diri dalam sebuah perkumpulan atau wadah. Mereka menamakan perkumpulan itu dengan Perdunu (Persatuan Dukun Nusantara).
Deklarasi digelar di salah satu daerah yang ada di Provinsi Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Kegiatan dilakukan dengan pengenalan logo, pembentukan pengurus hingga pemotongan tumpeng sebagai ucapan syukur.
Tujuan didirikannya Perdunu, menurut para dukun ini, agar masyarakat tak terjerumus dengan aksi dukun abal-abal yang menjerumus kepada penipuan. Program kerja perkumpulan dukun atau paranormal ini adalah bakal menggelar Festival Santet dan mengenalkan destinasi mistis di Banyuwangi.
Kegiatan seperti ini sudah seharusnya mendapatkan perhatian banyak pihak khususnya dari pemangku kebijakan di daerah setempat untuk melarang dan menghentikan segala bentuk kegiatan yang membodohi masyarakat.
Baca: Jauhi Segala Bentuk Perdukunan
Perdukunan dengan segala bentuk dan alasan yang dikemukakan tentunya tidak mendapatkan tempat yang baik dalam ajaran Islam. Islam, melalui ajaran yang disampaikan oleh Rasulullah ﷺ , jelas-jelas melarang keras segala aktivitas yang berbau klenik dan khurafat semacam ini. Tidak boleh bagi setiap muslim mendatangi apalagi sampai mempercayai omongan para dukun dan peramal.
Sanksi tegas sudah disampaikan oleh Nabi kepada siapa saja yang mendatangi dukun, mempercayai, apalagi sampai mengamalkan amalan-amalan dusta yang disampaikan oleh si dukun.
Imam Nawawi dalam kitab Riyadhus Shaalihiin menulis satu bab khusus, membahas tentang “Hukum Mendatangi serta Meminta Kepada Dukun, Ahli Nujum, Peramal, dan Sejenisnya.” Beberapa hadits telah beliau kemukakan dalam bukunya ini. Jika kita pelajari dengan lebih seksama kita akan temukan beragam manfaat dari menghindarkan diri untuk datang kepada orang-orang yang mengaku sebagai dukun dan peramal.
Pertama, pelajaran dari bab larangan mendatangi dukun adalah karena ucapan dukun ini mengandung seratus kebohongan.
عنْ عائِشَةَ رضي اللَّه عَنْهَا قَالَتْ : سَأَلَ رسُولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم أُنَاسٌ عنِ الْكُهَّانِ ، فَقَالَ : لَيْسُوا بِشَيءٍ فَقَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّه إنَّهُمْ يُحَدِّثُونَنَا أحْيَاناً بشْيءٍ فيكُونُ حقّاً ؟ فَقَالَ رَسُول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : تِلْكَ الْكَلمةُ مِنَ الْحَقِّ يخْطَفُهَا الجِنِّيُّ فَيَقُرُّهَا في أذُنِ ولِيِّهِ، فَيخْلِطُونَ معهَا مِائَةَ كِذْبَةٍ
Dari Aisyah ra. ia berkata, Rasulullah ﷺ ditanya oleh sejumlah orang tentang para dukun, beliau menjawab, “Mereka bukan apa-apa.”
Mereka berkata, “Wahai Rasulullah, mereka kadang mengatakan sesuatu kepada kami, lalu terjadi seperti yang mereka katakan.”
Rasulullah ﷺ bersabda, “Kata-kata itu adalah kebenaran yang dihafal oleh jin lalu ia bisikan ke telinga temannya, kemudian ia campurkan dengan seratus kebohongan.” (HR. Bukhari-Muslim).
Baca: Permadi: Caleg jangan ke Dukun
Disebutkan dalam riwayat lain bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
إنَّ الملائكَةَ تَنْزِلُ في العَنانِ وهو السَّحابُ فَتَذْكُرُ الأمْرَ قُضِيَ في السَّمَاءِ، فيسْتَرِقُ الشَّيْطَانُ السَّمْع، فَيَسْمعُهُ، فَيُوحِيهِ إلى الْكُهَّانِ، فيكْذِبُونَ معَهَا مائَةَ كَذْبةٍ مِنْ عِنْدِ أنفُسِهِمْ
“Sesungguhnya para malaikat turun di awan lalu menyebutkan urusan yang telah ditentukan di langit, kemudian setan mencuri dengar, ia mendengar perihal tersebut lalu ia bisikkan kepada para dukun, lalu mereka campurkan seratus kebohongan padanya dari karangan-karangan mereka sendiri.” (HR. Bukhari).
Dua hadits yang baru saja kita simak bersama ini mengandung pelajaran bahwa ucapan para dukun itu, tidak lain dan tidak bukan, merupakan hasil dari perbuatan setan yang mencuri dengar berita langit, lalu dicampuradukkan dengan kedustaan.
Mereka, para dukun ini, selalu berlindung kepada jin dalam segala urusan, menanyakan tentang berbagai peristiwa kepada mereka, lalu jin membisikkan kata-kata kepada mereka.
Apakah orang-orang seperti ini yang kita percayai? Yang kita datangi untuk memuluskan hajat-hajat kita atau kita percaya bisa mendatangkan manfaat dan mencegah dari bahaya? Tentu tidak. Islam mendustakan mereka, melarang membenarkan dan mendatangi mereka.
Kedua, kita dilarang mendatangi serta meminta kepada dukun, ahli nujum, peramal, dan sejenisnya, sebab akan membuat ibadah salat kita selama empat puluh hari ditolak, tidak diterima oleh Allah SWT.
Baca: Syirik, Kezaliman Paling Tinggi
Rasulullah ﷺ bersabda,
مَنْ أتَى عَرَّافاً فَسأَلَهُ عنْ شَىْءٍ، فَصدَّقَهُ، لَمْ تُقْبلْ لَهُ صلاةٌ أرْبَعِينَ يوْماً
“Barangsiapa mendatangi peramal lalu bertanya sesuatu kepadanya lalu membenarkannya, shalatnya tidak diterima selama empat puluh hari.” (HR. Muslim).
Hadits ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk tidak coba-coba mendatangi peramal apalagi membenarkannya. Sanksinya jelas, salat kita selama empat puluh hari tidak akan diterima oleh Allah SWT. Padahal pada dasarnya salat yang kita kerjakan digambarkan oleh Rasul dalam sebuah kesempatan, seperti orang yang mandi lima kali dalam sehari semalam.Gambaran ini menunjukkan bahwa dengan salat, diri kita dibersihkan dan disucikan dari berbagai perbuatan buruk yang pernah kita lakukan.
Maka alangkah rugi seseorang yang tidak tahu apakah salatnya diterima atau tidak, lalu ia menambah dosa dengan mendatangi peramal maupun dukun yang dengan perbuatan ini ibadahnya tidak diterima oleh Allah, bukan satu atau dua hari, tapi selama empat puluh hari lamanya. Bagaimana halnya dengan mereka yang rutin datang kepada para dukun dan peramal, tentu lebih banyak kerugian yang dideritanya. Sungguh malang nasibnya. Menjadi orang yang rugi di dunia karena dibohongi oleh para dukun dan rugi di akhirat sebab salatnya tidak diterima.
Perdukunan merupakan aktivitas yang meresahkan umat dan dapat membawa masyarakat kepada perbuatan syirik (menyekutukan Allah), dosa paling besar yang tidak diampuni Allah SWT. Untuk menjaga kemurnian tauhid dan menghindarkan masyarakat dari aktivitas yang dapat membawa kepada kemusyrikan, maka siapa saja yang memiliki wewenang untuk mengatasi perdukunan, wajib untuk menghentikannya, bahkan menghukum orang yang melakukan praktik-praktik semacam ini. Jangan sampai kita terpedaya dengan kata-kata mereka yang seakan-akan benar adanya padahal nihil kebenaran dan manfaat.
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى
وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِي وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآء مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِين وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Baca juga Khubat Jumat lain di Hidayatullah.com