ORANG yang memperoleh senyuman Allah tidak akan pernah mendapatkan siksa. Nabi Shalallaahu ‘Alahi Wasallam bersabda, “Apabila Allah tersenyum pada seorang hamba, maka dia tidak akan dihisab.” (HR Ahmad dan Abu Ya’la).
Asyiknya lagi, Allah akan memberi ganti kepada orang yang mengerjakan qiyamul lail –yang telah meninggalkan istrinya– dengan menggantinya istri-istri bidadari yang banyak di surga. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya’ Ulumuddin meriwayatkan bahwa Azhar bin Tsabit At-Taghlibi berkata, “Ayahku termasuk orang yang selalu bangun pada pekatnya kegelapan malam untuk berdiri menghadap Allah. Ayahku pernah mengatakan, `Dalam mimpi aku pernah melihat seorang wanita yang tidak seperti wanita di dunia ini. Aku berkata kepadanya, `Siapakah kamu?’ Dia menjawab, `Aku adalah bidadari, hamba wanita Allah.’
Aku berkata kepadanya, `Menikahlah engkau denganku.’ Dia menjawab, `Pinanglah aku kepada Tuhanku dan berikan mahar kepadaku.’
Aku bertanya kepadanya, `Apa mahar untukmu?’ Dia menjawab, `Shalat tahajud yang lama.'”
Dalam kitab Ikhtiar Al-Ula karya Ibnu Rajab disebutkan bahwa ada sebagian orang salaf yang biasanya menghidupkan malamnya dengan mengerjakan shalat, tetapi ketika itu dia malas mengerjakannya. Ketika tidur, dia bermimpi didatangi oleh seseorang dan berkata kepadanya, “Hai Fulan, dulu engkau bisa meminang. Apa yang menyebabkanmu meninggalkannya?”
Dia bertanya, “Apakah itu?” Orang itu menjawab, “Biasanya engkau bangun untuk qiyamul lail. Ataukah engkau tidak mengetahui bahwa orang yang biasa bertahajud bila dia bangun untuk mengerjakan shalat tahajud maka para malaikat akan berkata, `Orang yang meminang itu telah berdiri (shalat) untuk pinangannya.”
Subhanallah, bayangkan mendapatkan senyuman dari orang yang kita cintai tentu telah membuat hati ini berbunga-bunga. Lalu bagaimana perasaan kita saat mendapatkan senyuman dari Zat Yang Menciptakan kita, Zat Yang Maha Indah?
Mulai malam ini, bangun dan dirikanlah shalat tahajud, mari berbondong-bondong meminang para bidadari di surga yang tengah menunggu pinangan kita.*/Asfa Davy Bya, termuat dalam bukunya Sebening Mata Hati.