Oleh: Muhaimin Iqbal
HAMPIR 20 tahun bekerja di berbagai posisi di sejumlah perusahaan, saya dahulu sering mengalami penyakit bad days – hari-hari dimana saya merasa stuck, bosan, jenuh dan sejenisnya. Bila penyakit bad days tersebut menyerang, yang kemudian sering muncul dalam pikiran saya adalah – bagaimana kalau saya keluar saja dari pekerjaan hari ini?” Tetapi kemudian niat tersebut selalu urung karena tidak mudah untuk menjawab rangkaian pertanyaan-pertanyaan berikutnya, “Lha terus saya akan kerja apa?, Bagaimana tanggung jawab terhadap keluarga? Bagaimana membayar biaya-biaya? dlsb.
Saya yakin penyakit semacam ini juga pernah menyerang Anda.
Kemungkinannya ada dua. Pertama, Anda bisa mengatasinya sehingga tetap dapat menikmati pekerjaan Anda hingga kini. Kedua, adalah Anda terpaksa hidup dengan penyakit bad days tersebut secara berkelanjutan, karena tidak tahu harus berbuat apa bila Anda keluar dari pekerjaan Anda hari ini. Maka tulisan ini adalah untuk menyemangati Anda yang masuk kategori dua, dan bukan untuk ‘meracuni’ Anda yang masuk kategori pertama.
Berikut adalah beberapa contoh ‘ide yang tidak biasa’ yang dilakukan orang ketika mereka memutuskan “hari ini saya keluar dari pekerjaan”.
Sumbernya saya ambilkan dari CNBC “People Who Quite Their Jobs And Made Millions” dipadukan dengan pengalaman saya sendiri. Saya tidak mau menggunakan kisah sukses orang-orang terkenal karena nanti sulit ditiru, yang simple dan dekat dengan kehidupan kita akan lebih mudah ditiru.
Murray Bersaudara
Mereka tersiksa dengan pekerjaannya di belakang meja di sebuah perusahaan public relation kecil. Keduanya kemudian memutuskan untuk berhenti bekerja secara bersamaan. Lantas apa yang mereka lakukan ?, jualan dasi! Awalnya belum mempunyai toko, mereka jualan secara asongan – backpacks.
Di mana saja ada kerumunan masa, mereka menggelar lapaknya. Tetapi karena yang dijual memang barang yang bagus – kini 14 tahun setelah mereka mulai, jaringan outlet-nya ada di 500 pertokoan lebih.
Dana Sinkler dan Alex Dzieduszyscki
Dua orang ini lagi bekerja pada sebuah restaurant mewah di Lafayette – New York ketika penyakit bad days menyerang. Mereka ingin berbuat sesuatu yang berbeda, tetapi tetap meng-elaborasi pengalamannya yang kuat di bidang kuliner.
Hasilnya adalah sebuah kripik warna-warni yang yang mereka beri tagline: Exotic Vegetable Chips. Anda bisa bayangkan kalau umbi merah, ungu, kuning, krem dlsb. digoreng dengan warna orisinil-nya (tanpa pewarna apapun) dan ditaruh di packing yang sama; belum mencoba rasanya-pun orang sudah tertarik dahulu dengan warna-warninya. Penjualan kripik eksotis a la Dana dan Alex ini kini telah mencapai US$ 23 juta setahun.
Murray Bersaudara, Dana dan Alex adalah orang-orang biasa seperti saya dan Anda. Tidak ada potongan atau turunan pengusaha, tetapi ketika bekerja di instansi atau perusahaan orang lain sering terserang penyakit bad days – kehilangan semangat dan gairah untuk bekerja.
Daripada bekerja terus juga tidak memberikan hasil yang optimal dan menyiksa diri, maka melompat keluar dari pekerjaan memang bisa menjadi salah satu solusi – meskipun tidak ada jaminan akan pasti berhasil.
Lihat persamaan apa yang dilakukan oleh dua kelompok orang-orang dalam contoh tersebut diatas, keduanya menggarap sesuatu yang sangat biasa menjadi sesuatu yang luar biasa. Jualan dasi dan jualan keripik adalah biasa, visi dan implementasi mereka yang membuatnya luar biasa.
Jadi bila penyakit yang sama hari ini menyerang Anda, Anda bisa mulai melihat apa yang ada di sekeliling Anda. Anda akan menemui benda-benda yang biasa, dasi, keripik, teh, sepatu dlsb. dlsb ; bisakah Anda memvisikan sesuatu yang luar biasa dari apa-apa yang sudah ada (ataupun yang belum ada) di sekitar Anda tersebut ?. Bila jawabannya “Ya” ; maka Anda dapat mendatangi bos Anda hari ini dan bilang ‘I Quit’ !.
Lantas kalau sudah terlanjur quit tetapi belum juga ada ide mau berbuat apa , Anda dapat datang ke BeyBus campus (Kampus bebas!) – Beyond Business yang bangunan fisiknya saat ini sedang kami persiapkan di belakang Bazaar Madinah. Kami tidak memberikan pekerjaan ataupun modal, tetapi dengan tukar pikiran dan tukar ide siapa tahu bersama-sama kita bisa membuat sesuatu yang luar biasa dari yang semula nampak biasa.
Seperti ide tentang alfaafa yang kami gagas tepat 5 bulan lalu bersama para peserta I’tikaf Wirausaha, Allah ternyata memberi begitu banyak kemudahan sehingga tanaman tersebut Alhamdulillah telah benar-benar bisa kami tanam di tempat-tempat yang tidak terduga sebelumnya. Perusahaan khusus di bidang ini-pun kemudian berdiri di Boyolali – Jawa Tengah.
Peluang demi peluang-pun bermunculan terkait dengan tanaman bergizi tinggi ini. Anda bisa membuat warung Sunda berbasis Alfaafa misalnya, mengganti sebagian atau seluruh lalapan dengan lalapan bergizi Alfaafa.
Anda bisa membuat mie Jawa Alfaafa dengan mengganti sayurannya dengan Alfaafa. Anda bisa membuat vegetarian burger berbasis Alfaafa yang memberi gizi sama dengan burger yang berbasis daging – tetapi tidak perlu mengkawatirkan kolesterolnya.
Bahkan Anda bisa membuat full scale Café Alfaafa yang seluruh menunya berbasis Alfaafa – mulai dari teh , juice, smoothies, shake, pudding, burger, steak dlsb.dlsb. Anda tidak akan kekurangan ide dengan tumbuhan yang disebut bapak para tanaman ini.
Jadi bila Anda mutuskan untuk nyemplung kolam entrepreneurship hari ini, insyaAllah kami ada disana untuk siap mendampingi – mulanya mungkin akan glagepan bareng, tetapi insyaallah kita akan bisa berenang bersama. Amin.*
Penulis Direktur Gerai Dinar, kolumnis hidayatullah.com