Hidayatullah.com | ADA beberapa pertanyaan pembaca, bisakah bertemu dengan hewan kesayangan di Surga?
Sebagai umat Islam kita dituntut untuk melakukan kebaikan kepada kesemua makhluk. Ia merangkumi berbuat baik kepada manusia sama ada orang Islam atau bukan Islam, demikian juga kita dituntut untuk berbuat baik kepada hewan. Ini seperti yang diriwayatkan oleh Syaddad bin Aus R.A bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ
“Sesungguhnya Allah telah mewajibkan berbuat ihsan kepada setiap sesuatu.” (Riwayat Muslim, 1955)
Hadis ini jelas dalam menyatakan kewajiban berlaku ihsan kepada setiap makhluk. Kata Syeikh Abd al-Rahman bin Nasir al-Sa’di : ‘’Maka termasuklah antaranya berbuat ihsan kepada kesemua kategori manusia, dan juga kepada hewan-hewan. Sehinggakan pada saat ingin menyembelih hewan juga dituntut (untuk berlaku ihsan)’’. (dalam Kitab Bahjah Qulub Al-Abrar, Al-Sa’di (1/127).
Dari sudut hukum fikih, perkataan كَتَبَ menunjukkan kepada hukum wajib. Ini seperti yang dikatakan oleh Imam Ibn Rajab al-Hanbali: “Lafaz Al-Kitabah membawa hukum wajib di sisi para fuqaha dan usuliyyun, (dan pendapat ini) diperselisihkan oleh sebahagian mereka. Sesungguhnya diketahui pengunaan lafaz al-Kitabah ini di dalam al-Quran terhadap perkara yang wajib dan mesti dibuat.” (Dalam Tafsir Ibn Rajab (1/617).
Justeru jika kita menyatakan bahwa hukum berbuat ihsan dengan hewan adalah wajib, maka menyakiti dan berbuat kezaliman kepada hewan-hewan tanpa dibenarkan oleh syarak adalah haram hukumnya. Bahkan pengabaian dalam hal ini dapat menyebabkan seseorang itu ditempatkan ke dalam Neraka.
Ini berdasarkan sebuah riwayat daripada Abdullah bin ‘Umar R.A. bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
عُذِّبَتِ امْرَأَةٌ فِي هِرَّةٍ حَبَسَتْهَا، حَتَّى مَاتَتْ جُوعًا، فَدَخَلَتْ فِيهَا النَّارَ
“Seorang perempuan diazab disebabkan seekor kucing yang dia kurung sehingga ia mati kelaparan. Maka wanita tersebut masuk ke dalam Neraka disebabkannya.”
Beberapa perbuatan zalim yang dilakukan oleh perempuan ini kepada kucing tersebut disebutkan di dalam sambungan hadis di atas yakni dikatakan kepadanya:
لاَ أَنْتِ أَطْعَمْتِهَا وَلاَ سَقَيْتِهَا حِينَ حَبَسْتِيهَا، وَلاَ أَنْتِ أَرْسَلْتِيهَا فَأَكَلَتْ مِنْ خَشَاشِ الأَرْضِ
“Kamu tidak memberi makan dan minum kepadanya ketika kamu mengurungnya. Begitu juga kamu tidak melepaskannya sehingga dia boleh makan serangga yang berada di tanah.” (HR: Al-Bukhari, 2365).
Kembali kepada persoalan yang dikemukakan, berkenaan bisakah seseorang bertemu dengan hewan kesayangan atau peliharaan yang disayanginya di surga kelak? Berikut sebuah riwayat daripada Abu Hurairah R.A bahwa beliau berkata:
إن الله يحشر الخلق كلهم، كل دابة وطائر وإنسان، يقول للبهائم والطيركونوا ترابًا
“Sesungguhnya Allah akan menghimpunkan makhluk kesemuanya (pada hari akhirat kelak). (Yaitu) setiap hewan, burung-burung, dan juga manusia. Lalu Allah berkata kepada hewan-hewan dan juga burung: ‘’Jadilah kamu tanah’’. (Lihat Tafsir Al-Thabari (24/181)).
Ini menunjukkan, keadaan hewan di akhirat kelak tidaklah sama dengan keadaan umat manusia. Dari sudut amalan mereka tidak akan dihitung pada kebaikan dan keburukannya, begitu juga mereka tidak dimasukkan ke dalam Surga-surga Allah seperti golongan manusia yang bertakwa.
Sebaliknya, ke semua hewan akan menjadi debu tanah pada hari akhirat kelak. Meskipun begitu, seperti yang kita ketahui bahwa para penghuni Surga dijanjikan begitu banyak kebaikan dan kenikmatan yang tidak terhitung jumlahnya.
Ini disebutkan di dalam begitu banyak nas, antaranya firman Allah S.W.T:
لَهُم مَّا يَشَاءُونَ فِيهَا وَلَدَيْنَا مَزِيدٌ
“Buat mereka (para penghuni Surga) apa saaja yang mereka inginkan dan di sisi kami ada penambahan (nikmat).” (Surah Qaf: 35).
Imam Ibn Jarir al-Thabari dalam tafsiran beliau ke atas ayat ini berkata: “Bagi golongan mereka ini yang bertakwa apa sahaja yang mereka mahukan di dalam Surga. Yang mana telah disediakan kepada mereka apa sahaja yang jiwa mereka mahukan serta keindahan-keindahan buat pemandangan mereka.” (dalam kitab Al-Jami’ al-Bayan, Ibn Jarir al-Thabari (22/367).
Demikian juga firman Allah S.W.T:
لَهُمْ فِيهَا فَاكِهَةٌ وَلَهُم مَّا يَدَّعُونَ
“Buat mereka (para penghuni Surga) buah-buahan di dalam Surga dan buat mereka apa sahaja yang mereka minta.” (QS: Yasin: 57).
Kata Imam al-Baghawi: “Bagi mereka (para penghuni Surga) itu apa sahaja yang mereka cita-citakan dan juga apa sahaja yang mereka mahukan.’’ (Kitab Tafsir al-Baghawi, 7/22).
Penutup, setiap manusia itu lebih utama untuk berusaha dalam memastikan dirinya ditempatkan oleh Allah S.W.T ke dalam Surga melalui amalan sholeh di dunia. Seperti yang diketahui, menjaga kebajikan hewan kesayangan dan peliharaan adalah termasuk dalam amalan soleh yang boleh membawa seseorang menuju ke Surga.
Inilah yang Allah S.W.T firmankan dengan kata-Nya:
وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الْأَنفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ
“Di dalamnya (Surga) terdapat perkara-perkara yang menjadi syahwat (kehendak) kepada jiwa dan juga perkara-perkara yang melazatkan pemandangan mata.” (QS: Al-Zukhruf: 71)
Imam Al-Thabari apabila mensyarahkan ayat ini meletakkan sebuah riwayat bahwa seorang arab badwi bertanya kepada Rasulullah ﷺ:
يا رسول الله إني أحبّ الإبلَ فهل في الجنة إبل فقال يا أعرابيّ إنْ يُدْخِلْكَ اللهُ الجَنَّةَ إنْ شاءَ اللهُ فَفِيها ما اشْتَهَتْ نَفْسُكَ وَلَذَّتْ عَيْنَاك
“Wahai Rasulullah sesungguhnya aku mencintai unta. Adakah di Surga nanti ada unta ?’’ Lalu baginda berkata: ‘’Wahai Arab Badui, sekiranya Allah memasukkan kamu ke dalam Surga Insha Allah, maka di dalamnya terdapat apa sahaja yang kamu kehendaki dan melazatkan pemandangan matamu.” (Kitab Tafsir al-Thabari, Ibn Jarir, 2/641).* (sumber: muftiwp.gov.my)