PANITIA pemasang baliho ini mungkin tak menyangka jika acara yang mereka rencanakan itu takkan terlaksana sesuai agenda awal, selamanya.
Selasa, 3 Mei 2016 mendatang, Masjid Nasional Al Akbar atau Masjid Al Akbar Surabaya (MAS) akan menggelar sebuah acara tabligh akbar.
Jauh hari, penyelenggara telah mempublikasikan acara ini ke khalayak ramai melalui berbagai media. Seperti pemasangan baliho pada sisi luar masjid yang terletak di Jl Masjid Al Akbar Timur No. 1 Pagesangan, Surabaya, Jawa Timur ini.
“Ikuti tabligh akbar memperingati Isra’ Mi`raj 1437 H. Selasa, 3 Mei 2016. Pukul 19.00 WIB. Ruang utama MAS. Bersama Prof. Dr. KH Ali Mustafa Ya`qub (Ketua Umum Ikatan Persaudaraan Imam Masjid Indonesia),” demikian salah satu agenda MAS yang diumumkan lewat situs www.masjidalakbar.com.
Pantauan hidayatullah.com, Jumat (29/04/2016) pagi, 21 Rajab 1437, pengumuman di situs tersebut masih terlihat.
Acara ini, seperti diakui Humas MAS Helmi Muhammad Nur, betul-betul akan diselenggarakan dengan pemateri Kiai Ali Mustafa.
Namun, manusia hanya bisa berencana. Perjalanan hidup semua makhluk dikehendaki oleh Yang Maha Kuasa. Tak genap sepekan sebelum sang kiai menyapa jamaah di masjid megah ini, ia keburu dipanggil ke pangkuan Ilahi. [Baca: Innalillahi…! KH Ali Mustafa Ya’qub Berpulang, Umat Islam Berduka]
Tatapan khas ahli hadits yang dikenal teguh memegang prinsip kebenaran ini tampak mengarah ke bangunan masjid agung itu. Sebelum raganya benar-benar tiba di rumah Allah ini, Sang Khalik memilihnya tiba kepada-Nya lebih dahulu.
“Jujur kami kaget dan kami mengucapkan ikut berduka cita atas meninggalnya beliau,” ujar Helmi dikutip suarasurabaya.net pada hari berduka itu, Kamis (28/04/2016).
Tak terkecuali, keluarga besar, pengurus serta jamaah di MAS mengaku kaget atas meninggalnya mantan Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta ini. [Baca: Mantan Imam Besar Istiqlal Sudah Siapkan Makam Dua Tahun Lalu]
Batalnya almarhum menjadi pengisi acara yang akan tetap digelar itu tentu bisa dibadalkan. Perubahan isi balihonya pun tentu dengan mudah bisa dilakukan. Tapi, kehilangan sosok ulama yang tegas terhadap aliran dan pemikiran sesat itu, belum tentu dengan gampang dapat tergantikan.
Semoga, dari masjid-masjid seluruh Indonesia, akan lahir sosok-sosok imam kaum Muslimin yang setidaknya sekapasitas almarhum Prof Dr KH Ali Mustafa Ya`qub. Allahummaghfirlahu warhamhu, wa ‘aa fihi wa’fu ‘anhu. Aamiin!*