Hidayatullah.com–Didorong kekhawatiran atas keselamatan keluarganya, seorang pejuang Suriah membangun tempat perlindungan dari serangan bom di daerah terkepung Ghouta.
Abu Nidal Abed, seorang pejuang berusia 43 tahun di Tentara Pembebasan Suriah (FSA), istri dan dua anak-anak sudah tidur di tempat perlindungan bom yang dibangun dalam waktu singkat itu selama berbulan-bulan.
Terletak di kota Saqba di daerah Ghouta pedesaan Damaskus, rumah mereka telah rusak oleh serangan udara yang diluncurkan oleh pemerintah Suriah sepanjang perang sipil yang telah berlangsung selama lima tahun tersebut.
“Saya menghabiskan waktu selama 45 hari membangun tempat perlindungan bom untuk melindungi kami dari serangan roket dan serangan udara,” katanya kepada Aljazeera, Rabu (27/04/2016).
Perang Suriah pecah pada sebagian besar penuntut revolusi tak bersenjata terhadap Presiden Bashar al-Assad Maret 2011, tapi itu tidak lama sebelum akhirnya berkembang menjadi perang terhadap rakyat sendiri.
Utusan khusus PBB untuk Suriah, Steffan de Mistura, memperkirakan pekan lalu bahwa lebih dari 400.000 orang telah tewas selama perang yang terjadi di Suriah.
Sebagian besar wilayah Ghouta dikepung oleh pasukan pemerintah dan kelompok-kelompok bersenjata pro-Assad, termasuk Hizbullah Lebanon (Libanon).
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Pengepungan tersebut telah membuat hal ini menjadi sulit bagi warga untuk mengakses bantuan kemanusiaan, termasuk obat-obatan dan vaksinasi, mengakibatkan munculnya gelombang penyakit.
Sambil menjelaskan bahwa ia telah kehilangan salah satu putra dalam perang sipil Suriah, Abed mengatakan ia terdorong oleh rasa takut untuk keselamatan anak-anaknya, dia berharap dapat melindungi mereka dari serangan udara pemerintah Suriah.
Anak lelaki Abed, Nidal, usia 25 tahun, tewas saat berjuang dengan FSA di pedesaan Damaskus pada tahun 2015. */Karina Chaffinch