Hidayatullah.com– Dua wanita ditikam hingga tewas di sebuah pusat kegiatan komunitas Syiah di ibu kota Portugal, Lisabon (Lisboa, Portugis; Lisbon, Inggris). Pelaku diidentifikasi sebagai seorang pria pengungsi asal Afghanistan.
Serangan terjadi di Centro Ismaili di Avenida Lusíada. Tersangka ang membawa sebuah pisau besar, ditembak polisi di bagian kaki.
Dia kemudian ditahan dan dibawa ke rumah sakit. Belum jelas apa motif penikaman yang terjadi pada hari Selasa (28/3/2023) itu.
Polisi mengatakan mereka memperoleh panggilan untuk datang ke lokasi sekitar pukul 11:00 waktu setempat setelah tersangka memasuki tempat itu.
Petugas yang berjaga di sana menanyai orang tersebut guna mencegah serangan, tetapi dia tidak mendengarkan petugas.
Pelaku diyakini sebagai seorang pria Afghanistan dan kedua korban adalah wanita Portugis. Salah satu korban merupakan guru yang mengajarkan bahasa Inggris pelaku di pusat kegiatan itu, dan satunya merupakan teman kursusnya, menurut laporan media setempat seperti dilansir BBC.
Menteri Dalam Negeri Luis Carneiro mengatakan pelaku tergolong masih muda dan memiliki tiga orang anak yang masih kecil, sementara istrinya sudah meninggal dunia di sebuah kamp pengungsi di Yunani.
Omed Taeri, ketua asosiasi komunitas Afghanistan, mengatakan pelaku tiba di Portugal sekitar satu tahun lalu dan dibantu oleh Centro Ismaili.
Menteri Carneiro mengatakan pria itu kerap datang ke tempat tersebut untuk mempelajari bahasa Portugis, mengambil bantuan makanan dan perawatan anak. Dia juga bekerja di tempat itu dalam program dukungan untuk pengungsi.
Ismailiyah merupakan cabang Syiah terbesar kedua. Mereka meyakini Ismail bin Ja’far sebagai imam mereka sebagai penerus dari Ja’far ash- Shadiq. Anggota komunitas ini mengakui Pangeran Karim Aga Khan sebagai pimpinan spiritual mereka.
Komunitas Syiah Ismailiyah di Portugal merupakan salah satu yang terbesar di Benua Eropa, jumlahnya mencapai ribuan, termasuk dari Mozambique yang melarikan diri ke Eropa saat terjadi perang saudara.*