Hidayatullah.com–Jika di bulan Ramadhan para salaf mampu melakukan amalan-amalan “berat”, bagaimana persiapan mereka sebelum memasuki bulan suci ini? Ternyata para salaf sudah melakukan persiapan yang cukup maksimal. Ini bisa dilihat dari mujahadah mereka sebelum Ramadhan.
Habib bin Abi Tsabit mengatakan: “Bulan Sya’ban adalah bulan qura` (para pembaca al-Qur’an)”. Sehingga pada bulan itu, para salaf konsentrasi terhadap al-Qur’an. Salah satu di antara mereka adalah Amru bin Qais, ahli ibadah yang wafat tahun 41 Hijriyah ini. Ketika Sya’ban tiba, ia menutup tokonya dan tidak ada aktivitas yang ia lakukan selain membaca al-Qur’an.
Untuk mempersiapkan Ramadhan, kita juga bisa belajar dari Taqi Ad Din As Subki (756 H). Beliau memiliki kebiasaan di kala datang bulan Rajab, yakni tidak pernah keluar dari rumah kecuali untuk melakukan shalat wajib, dan hal itu terus berjalan hingga Ramadhan tiba. (Thabaqat As Syafi’iyah Al Kubra, 10/168).
Tentu, tidak hanya sekedar tinggal di rumah, namun melakukan hal itu untuk menfokuskan diri dalam beribadah dan manjauhkan diri dari kehidupan duniawi.
Bulan Ramadhan dalam pandangan para salaf adalah bulan mulia yang amat dinanti-nanti, sehingga mereka mempersiapkan jauh-jauh untuk menyambut “tamu idaman” ini, yakni dua bulan sebelum bulan suci datang. Sudahkah mempersiapkannya sebagaimana para salaf dan ulama bersiap-siap? [tho/hidayatullah.com]