Hidayatullah.com | IBADAH di bulan Ramadhan balasan pahalanya dilipatgandakan. Meskipun demikian, disamping senantiasa menunaikan ibadah puasa secara maksimal, hendaknya seorang muslim juga s emangat melakukan amalan pendamping puasa yang balasan pahalanya sama atau lebih besar, sehingga semakin mendapatkan limpahan pahala hingga tak terhingga.
Di antara amalan-amalan pendamping itu antara lain adalah:
Pertama, menghiasi diri dengan akhlak mulia
Dengan kemuliaan akhlak, seseorang akan dapat meraih pahala sederajat orang yang berpuasa.
Rasulullah ﷺ bersabda,
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ
“Sungguh seorang mukmin dengan akhlak yang baik akan menyamai derajat orang berpuasa dan qiyamullail.” (HR: Abu Daud: 4798).
Kedua, mendamaikan orang yang berseteru
Dengan mendamaikan orang yang berseteru, seseorang akan mendapatkan pahala yang lebih besar dari pahala ibadah puasa. Rasul ﷺ bersabda;
أَلاَ أُخْبِركُمُ بِأَفْضَلَ مِنْ دَرَجَةِ الصِّياَمِ وَالصَّلاَةِ وَالصَّدَقَةِ؟ قَالُوْا: بَلَى، قَالَ: صَلاَحُ ذَاتِ البَيْنِ؛ فَإِنَّ فَسَادَ ذَاتِ البَيْنِ هِيَ الحَالِقَةُ
“Maukah aku beritahukan kepadamu perkara yang lebih utama daripada puasa, shalat dan sedekah ? Para sahabat menjawab, “Tentu wahai Rasûlullâh.” Beliau bersabda, “Yaitu mendamaikan perselisihan diantara kamu, karena rusaknya perdamaian diantara kamu adalah pencukur (perusak agama)”. (HR: Abu Dawud dan Tirmidzi).
Ketiga, berjihad di jalan Allah
Dengan berjuang di jalan Allah seseorang berpeluang mendapatkan pahala sederajat dengan pahala orang yang berpuasa.
Dari Shahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata
قِيْلَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَا يَعْدِلُ الْجِهَادَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ ؟ قَالَ : « لَا تَسْتَطِيْعُوْنَهُ ». قَالَ : فَأَعَادُوْا عَلَيْهِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا . كُلُّ ذَلِكَ يَقُوْلُ : « لَا تَسْتَطِيْعُوْنَهُ ». وَقَالَ فِيْ الثَّالِثَةِ : « مَثَلُ الْمُجَاهِدِ فِي سَبِيْلِ اللهِ كَمَثَلِ الصَّائِمِ الْقَائِمِ الْقَانِتِ بِآيَاتِ اللهِ . لَا يَفْتُرُ مِنْ صِيَامٍ وَلَا صَلَاةٍ حَتَّى يَرْجِعَ الْمُجَاهِدُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ تَعَالَى » .
“Dikatakan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: Amalan apa yang setara dengan jihad Fii Sabiilillah? Nabi ﷺ berkata: “Kalian tidak bisa (mengerjakan amalan yang setara dengan jihad).” Para shahabat mengulangi pertanyaan tersebut dua kali atau tiga kali, dan Nabi tetap menjawab: “Kalian tidak bisa (mengerjakan amalan yang setara dengan jihad).” Kemudian Nabi ﷺ bersabda pada kali yang ketiga: “Perumpamaan orang yang berjihad di jalan Allah itu seperti orang yang berpuasa, shalat, dan khusyu’ dengan (membaca) ayat-ayat Allah. Dia tidak berhenti dari puasa dan shalatnya sampai orang yang berjihad di jalan Allah Ta’ala itu kembali.” (HR: Muslim).
Keempat, memberi makan orang berbuka puasa. Dengan memberikan makan orang yang berbuka puasa, seseorang berpeluang mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang diberi makan, bahkan lebih besar lagi tergantung jumlah orang yang diberi makan untuk berbuka.
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad 5).
Kelima, mengukuhkan amalan hati, seperti keimanan, keikhlasan, dan kejujuran
Imam al-Muzami berkata, “Abu Bakar tidak mengalahkan para sahabat Nabi ﷺ dengan banyaknya puasa dan shalat, tetapi dengan sesuatu yang bersemayam dalam hatinya.”
Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita kaum Muslimin agar dapat menjalankan amalan pendamping puasa sehingga bertambah pahala dan menjadi insan yang bertakwa. Amin.*/Imam Nur Suharno, pengurus Korps Muballigh Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat