Hidayatullah.com–Israel mengeluarkan peringatan keras kepada Libanon pada hari Rabu (4/8) kemarin, terkait dengan terjadinya bentrokan berdarah di perbatasan antara kedua negara. Bentrokan tersebut setidaknya telah menewaskan seorang perwira senior Israel, serta dua tentara Libanon dan satu orang wartawan syahid (Insya Allah). Demikian dilansir Al-Jazeera.net (5/8).
Sementara itu, pasukan perdamaian internasional (UNIFIL) menyebutkan bahwa situasi sekarang sudah stabil, meskipun buldozer Israel pada hari Rabu kemarin kembali merobohkan pepohonan untuk memicu bentrokan. Bentrokan tersebut adalah bentrokan terburuk sejak tahun 2006.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Libanon harus bertanggungjawab atas bentrokan tersebut. Ia juga menambahkan, Israel akan merespon secara agresif setiap serangan yang dilancarkan terhadap tentara dan warga sipilnya.
Bentrokan di wilayah perbatasan antara kedua negara itu meletus ketika tentara Israel mencoba untuk menumbangkan pepohonan di daerah Garis Biru.
Memang terdapat kontroversi mengenai letak pohon yang dipermasalahkan tersebut. Pejabat militer Libanon mengatakan bahwa pohon tersebut berada di sisi perbatasan Libanon, namun hal itu tidak diterima oleh Israel. Sedangkan juru bicara UNIFIL menyebutkan bahwa pohon tersebut berada di sisi Israel di Garis Biru. [sdz/jzr/hidayatullah.com]