Hidayatullah.com–Sejumlah laki-laki yang hadir terlihat saling menyapa satu sama lain dan bersilahturami di beranda masjid, sementara para perempuan mulai sibuk membaca Al-Quran sambil menunggu waktu tarawih bersama.
Di masjid itu, ruangan laki-laki dan perempuan terdapat pada lantai yang terpisah. Laki-laki bersembahyang di ruangan lantai atas, sedangkan perempuan di ruangan bawah. Pemisahan letak lantai antara laki-laki dan perempuan yang baru diterapkan bulan lalu sempat menimbulkan kontroversi karena sebagaian kaum perempuan menganggap hal itu sebagai diskriminasi.
Suasana masjid di Washington DC terlihat tenang dan tidak terlalu ramai walaupun malam itu adalah malam tarawih pertama di Amerika. Masjid Islamic Center adalah masjid bersejarah karena merupakan masjid tertua di pusat kota Washington DC di Massachusetts Avenue.
Awal Ramadhan di Amerika jatuh pada tanggal 11 Agustus hari Rabu, sehingga tarawih pertama dilakukan pada Selasa malam.
Namun, pihak masjid mengatakan penetapan baru itu dibuat karena kapasitas ruangan di lantai atas yang sudah tidak memadai.
Sholat Tarawih dalam bulan Ramadhan dilakukan umat Muslim di seluruh dunia.
Hampir 50-an warga Indonesia secara aktif beribadah di masjid Islamic Center ini, termasuk Dewi Mara, warga Indonesia yang tinggal di Bethesda, Maryland.
Menurut Dewi, “Banyak juga komunitas Indonesia yang rajin kemari. Kalau jumlahnya relatif, mungkin antara 10-50 orang. Apalagi bulan Ramadhan (biasanya) banyak sister-sister yang lain.”
Dewi menjelaskan, karena hari pertama tarawih kali ini jatuh pada hari kerja jadi masih sedikit yang datang ke masjid ini. Biasanya pada minggu kedua Ramadhan, masjid sudah lebih ramai.
Sejak pindah ke Amerika delapan tahun yang lalu, Dewi secara aktif beribadah di Islamic Center di Washington D.C, karena merasa cocok dengan cara ibadahnya yang menurutnya tidak berbeda jauh dengan di Indonesia.
“Alhamdulillah rasanya mulai dari pembacaan ayat suci atau sebagai imamnya sepertinya cocok dengan kami, dengan gaya Indonesia. Alhamdulillah para imam-imam ini adalah hafiz-hafiz al-Qur’an yang lulusan Saudi Arabia, bahkan lulusan dari Al-Azhar, mereka kualitinya dipilih dari seluruh negara-negara Islam karena ini mesjid milik negara-negara Islam, karena bisa dibilang mesjid ini adalah international mosque,” jelas Dewi.
Masjid Islamic Center dibangun pada tahun 1947 dan menjadi masjid pertama di Washington D.C. Saat dibuka pada tahun 1952, masjid ini menjadi tempat ibadah terbesar untuk umat Islam di belahan Barat Amerika.
Islamic Center adalah masjid yang dipilih oleh mantan Presiden Amerika George W. Bush untuk berbicara kepada warga Amerika tentang Islam, beberapa hari setelah serangan 11 September 2001.[voan/hidayatullah.com]