Hidayatullah.com–Jutaan Muslim di dunia menikmati buka puasa hari pertama kemarin (01/8), namun tidak demikian halnya dengan Muslim Somalia yang sedang tertimpa bencana kelaparan.
“Hari ini adalah hari terburuk yang pernah saya alami. Seluruh anggota keluarga kelaparan dan saya tidak punya apa-apa untuk memberi mereka makan,” kata Muhammad Mahmud Abdullah, seorang pengungsi Somali di Kenya.
Para pengungsi Somalia mengatakan, mereka tidak punya cukup makanan untuk berbuka puasa. Mereka bahkan telah berpuasa tanpa sengaja sebelumnya selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, tanpa ada makanan di malam hari untuk memulihkan tenaga.
“Saya tidak bisa puasa, karena saya tidak punya makanan untuk berbuka dan sahur,” kata Nur Ahmad, ayah enam orang anak yang mengungsi di kamp Badbado di ibukota Somalia Mogadishu. Isterinya wafat tahun lalu saat melahirkan anak mereka.
Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa, 11 juta orang di wilayah Tanduk Afrika memerlukan bantuan pangan, dan 2,2 juta lainnya di wilayah selatan-tengah Somalia yang dikuasai kelompok pejuang Al Shabab.
Hari Senin (01/8), Palang Merah Internasional mengatakan bahwa mereka sedang menyalurkan bantuan makanan di wilayah selatan itu.
“Operasi ini membuktikan kemampuan PMI untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan langsung kepada para korban di selatan Somalia,” kata Andrea Heath.
“Tapi bantuan ini hanya beberapa persen saja dari yang dibutuhkan. Lebih banyak lagi bantuan sangat dibutuhkan untuk menolong rakyat hingga musim panen Desember mendatang,” imbuhnya.*