Hidayatullah.com–Sejumlah pembantu rumah tangga (PRT) dan sopir pribadi melarika diri dari rumah majikannya karena tekanan pekerjaan selam bulan Ramadhan, kata seorang pejabat kementerian dalam negeri di Qatar.
Menurut Nasser Muhammad Al Sayed (21/8), para pekerja rumah tangga–termasuk pembantu dan sopir–yang melarikan diri itu kebanyakan mengaku mendapat berbagai macam tekanan. Mereka ada yang diperlakukan buruk, mendapatkan kekerasan, dibebani banyak pekerjaan dan tidak dapat hari libur.
Seorang pekerja wanita asal Indonesia, mengatakan kepada petugas bahwa dirinya disuruh bekerja mulai pukul 6 pagi hingga 12 siang dan diperpanjang hingga pukul 2 pagi.
“Saya tidak bisa tinggal di rumah majikan selama Ramadhan. Karena saya tidak bisa tidur lebih dari dua jam sehari saat Ramadhan tahun lalu,” kata pekerja asal Filipina.
Menurut kementerian dalam negeri, departemen mereka membangun pusat pengaduan untuk menampung keluhan para pekerja rumah tangga itu.
Muhammad Abdul Alim Ibrahim, psikiater yang memimpin sebuah pusat rehabilitasi mengatakan, banyak pekerja rumah tangga yang melarikan diri sepanjang tahun. Namun, jumlahnya meningkat pada bulan Ramadhan.
Rumah-rumah tangga di Qatar banyak yang menyelenggarakan buka bersama dengan mengundang sanak dan kerabat mereka. Untuk itu, para pekerja domestik biasanya harus bekerja lebih banyak untuk mempersiapkan segalanya. Dan untuk menghindari pekerjaan yang bertambah berat di bulan Ramadhan itulah, menurut Ibrahim, para pekerja itu kabur.
Sebagian pekerja mengunjungi pusat-pusat rehabilitasi setelah melarikan diri dari majikannya. Tapi tidak sedikit yang mencari pekerjaan lain.*