Hidayatullah.com– Mantan artis Peggy Melati Sukma menyampaikan bahwa setiap manusia harus bisa memaknai kehidupan yakni dalam diri manusia terdapat dua sifat yang berlawanan yaitu sifat baik dan buruk.
“Kita secara pribadi sebagai manusia tidak mungkin memiliki sifat baik saja, tetapi ada sifat buruk, ada kekhilafan, ada kekurangan dan seterusnya,” kata Peggy saat menjadi pembicara dalam acara seminar bertema “Melangkah Tanpa Lelah, Berubah Penuh Berkah” di FX Sudirman, Jakarta Pusat, Sabtu (19/06/2015).
Karena itu, Peggy menegaskan, sangat mungkin dalam perjalanan kehidupan, baik sadar atau tidak sadar, sengaja ataupun tidak sengaja, pasti ada saja orang-orang yang merasa tersakiti atau terdzalimi akibat dari sifat buruk tersebut.
“Karena akibat sifat buruk kita, bisa saja orang lain di sekeliling kita yang merasa tersakiti, terdzalimi, sedih dan kecewa. Bahkan saya pribadi atau kita semua yang ada di sini pasti pernah melakukannya,” cetus Peggy.
Untuk itu, ungkap Peggy, ketika ada orang lain sedang menyakiti dirinya, ia menyikapi bukan dengan membalas menyakiti orang yang menyakitinya tetapi justru yang ia lakukan adalah lebih banyak melihat ke dalam diri.
“Maksudnya melihat ke dalam diri di sini adalah intropeksi diri. Itu dulu yang harus kita lakukan. Jangan kita melihat ke luar, merespon lalu menyalahkan orang-orang yang sedang manyakiti diri kita,” ungkap Peggy.
“Zaman dahulu saat Rasulullah disakiti, dihina dan didzalimi kaum Quraisy, beliau tidak pernah membalasnya. Justru beliau mendoakan kamu Quraisy agar mendapatkan petunjuk dan hidayah dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Bukankah Rasulullah mengajarkan seperti itu?” kata Peggy.
Peggy menegaskan kenapa setiap diri seorang Muslim harus melihat ke dalam diri atau intropeksi diri dahulu? Hal itu, lanjutnya, sebagaimana yang sering dilakukan oleh Umar bin Khatab. Dia (Umar bin Khatab.red) selalu menghisab dirinya sendiri sebelum Allah menghisabnya di Yaumul Hisab (hari penghitungan.red).
“Rasulullah pernah berkata bahwa orang yang cerdas adalah orang yang selalu ingat mati sehingga membuat dirinya mawas diri dan senantiasa berusaha untuk berbuat kebaikan sebagai bekal setelah kematian,” ujar Peggy.
Sementara, masih ujar Peggy, orang yang bodoh adalah orang yang takut bahkan tak peduli dengan kematian sehingga menjadikan diri lupa untuk mempersiapkan sebaik bekal setelah kematian tersebut.
“Maka sudah sepantasnya jika kita senantiasa menghisab diri sebelum diri kita dihisab oleh Allah di yaumul hisab kelak,” pungkas Peggy.
Acara yang diselenggarakan Youth Islamic Studi Club Al Azhar itu turut pula hadir sebagai pembicara seperti Lyra Virna, Febrianti Almeera, Bendri Jaisyurrahman dan Salman al-Jugjawy (Sakti Sheila On Seven).*