Hidayatullah.com–Sasana begitu ramai. Anak-anak kecil berlari ceria, berteriak-teriak bermain di antara shaf-shaf sholat isya’ berjamaah di musholla sederhana bernama Baabul Firdaus. Tak ada satupun jamaah yang memarahi apalagi mengusir anak-anak kecil itu bermain.
Lantunan surat Al Fatihah diringi gemuruh kata ‘amiin’ jamaah sesekali diikuti oleh anak-anak yang terus bermain di antara jamaah, bahkan hingga akhir sholat tarawih hari Sabtu (21/07/2012) malam. Inilah suasana Ramadhan di mushollah yang beralamat di Jalan. H Taqwa Rt 05/09 Jatimakmur, Pondok Gede Bekasi.
Menurut Asep Saefullah, Ketua pengurus musholla ini, anak-anak di sekitar lingkungan musholla memang sengaja dibiarkan bermain di musholla. Para pengurus ingin anak-anak ini dekat dan mencintai masjid atau musholla sejak dini.
“Kenakalan remaja itu dikarenakan tidak terbinanya pendidikan agama anak sejak dini. Kami mengharapkan dengan anak-anak dibiasakan dekat dengan mushollah mereka bisa meneladani kebiasaan sholat lima waktu para orangtua mereka sendiri,” jelas Asep Saefullah kepada hidayatullah.com.
Mushollah yang didirikan di atas tanah wakaf penyanyi pop religi Opick yang terkenal dengan lagu Tombo Ati-nya ini memiliki ragam kegiatan selama bulan Ramadhan. Mulai penyediaan ta’jil (makanan) untuk berbuka puasa bersama setiap hari dan shalat tarawih hingga penyaluran zakat.
Mushollah Baabul Firdaus juga rutin mengadakan tadarus bersama dan di setiap usai sholat Subuh, ada kajian rutin yang diisi oleh Ustad Arif Arbi Lc Al Hafidz.
Walau begitu, keceriaan Ramadhan jamaah Musholla Baabul Firdaus ini masih belum lengkap bagi mereka. Dibalik semua kesibukan yang mereka lewati untuk mengisi Ramadhan,masih tersimpang kesedihan mendalam dalam diri mereka.
Menurut Asep, setelah melihat informasi bahwa terjadi pembantaian umat Islam di Suriah dan Rohingyah di Myanmar, hal itu telah membuat jamaah di musholla ini terpanggil untuk peduli kepada saudara-saudara Muslimnya.
“Di manapun ada informasi bahwa di belahan dunia lain ada umat Islam tertindas. Meskipun tidak dalam bentuk fisik ataupun materi, minimal kami bisa membantu walau hanya sebatas doa. Semoga Allah memberikan pertolongan kekuatan dan kemenangan atas mereka.” jelas Asep yang menginstruksikan kepada pengurus musholla agar selalu mengingatkan jamaah untuk menyelipkan doa bagi Muslim di Suriah dan Rohingyah yang masih terus ditindas.
“Allahummansur mujahidina fi Suriah,
Allahummansur mujahidina fi Rohingyah,
Wa fi kulli makan”
Musholla dengan ukuran kurang lebih 6 x 8 meter persegi ini memang kecil untuk dilihat dari kasat mata kita. Nyatanya, dibalik kesederhanaan musholla ini, justru tersimpan sebuah ruangan ukhuwah islamiyah yang menembus batas-batas pulau, sampai ke Rohingya dan gurun-gurun pasir di Timur Tengah.*