Hidayatullah.com–Sabtu, (11/8/2012) kemarin,Griya Yatim dan Dhuafa (GYD) menggelar seminar akbar dengan tema “Dengan Zakat, Don’t Worry Be Happy” di Masjid Bani Umar, Bintaro. Hadir sebagai pembicara, Ippho Santosa, motivator dan entrepreneur kenamaan. Tujuan seminar ini sebagai sosialisasi kepada masyarakat terutama muzakki bahwa zakat akan menghilangkan kekhawatiran dan menjadikan hidup tentram.
Dalam kesempatan itu, Haryono Direktur GYD menceritakan awal lembaga bantuan kemanusiaan ini berdiri. Bermula dari rasa galau, beberapa pendiri GYD melihat kondisi anak-anak di Kampung Dadap, mereka tergerak untuk berbuat lebih jauh. Di pemukiman kumuh sekitar perumahan Bumi Serpong Damai ini, banyak anak-anak terpaksa putus sekolah atau tidak sekolah karena harus bekerja menyambung hidup dan manfkahi keluarga.
Sejak berdiri tahun 2009, Griya Yatim Dhuafa (GYD) awalnya menampung 9 orang anak. Namun hingga akhir 2009, GYD kemudian berkembang pesat hingga berjuang membina ratusan anak yatim, dhuafa, janda dan lansia melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pemberdayaan.
“Kepercayaan yang terus meningkat dari masyarakat, menjadikan GYD terus meningkatkan kualitas pembinaan serta penyaluran dana ZIS melalui program yang berinduk lima program utama yaitu pendidikan, kesehatan, sosial, pemberdayaan dan kemanusiaan,” kata Haryono.
Sejak tahun 2010, GYD telah memiliki empat asrama di antaranya Kampung Dadap, Jl. Elang Raya, Bintaro Jaya, Cibubur dan Kranggan Bekasi. Asrama ini juga disertai pembangunan sistem teknologi informasi untuk peningkatan mutu pelayanan.
“Hampir seluruh kantor cabang telah tersambung secara online,” ujarnya.
Memasuki tahun 2011, implementasi program GYD mulai difokuskan pada enam induk yaitu Pendidikan, Sosial, Pemberdayaan, Kemanusiaan, Lingkungan dan Wakaf. Daerah di sekitar asrama GYD difokuskan untuk penyaluran yang terintegrasi di bidang pendidikan, sosial, kesehatan, pelatihan ketrampilan dan pemberdayaan ekonomi secara terpadu.
Dengan bantuan koordinator mustahik sebagai pendamping, KBA (Komunitas Berbasis Asrama) menjadi pusat penyaluran program sehingga lebih terukur dan terkontrol.
Atas inovasi yang dilakukan dalam pola mengasuh dan memberdayakan anak yatim dan dhuafa, GYD mendapat pengakuan dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Penghargaan ini diberikan kepada GYD sebagai lembaga sosial pertama di dunia yang menggunakan kartu ATM dalam menyalurkan bantuan kepada penerima manfaatnya.
“Hingga kini, GYD telah membina 1967 orang yang tinggal di asrama-asrama yang kami miliki,” jelas Haryono lebih jauh.*