Hidayatullah.com- Ada pemandangan yang berbeda di ruang utama Masjid Istiqlal Jakarta, Kamis (18/06/2015) siang, hari perdana masyarakat muslim di Indonesia menjalankan ibadah puasa Ramadhan 1436 H.
Tak seperti pada siang-siang sebelum Ramadhan, siang ini terlihat beragam aktifitas di dalam ruang utama Masjid Itiqlal Jakarta, seperti orang tadarus al-Qur’an atau hanya sekadar duduk bersandar di tiang sisi samping kanan kiri bangunan masjid, ada yang sambil membaca buku, mengutak-atik telepon genggam dan bahkan tak sedikit yang rebahan atau tiduran.
“Alhamdulillah, Allah masih memberi nikmat bagi saya untuk bisa bersua kembali dengan Ramadhan. Sudah sepantasnya saya gunakan waktu dan kesempatan ini untuk memperbanyak amalan ibadah selama Ramadhan seperti tadarus al-Qur’an,” kata Ramli kepada hidayatullah.com di sela-sela ia sedang tadarus al-Qur’an di ruang utama Masjid Istiqlal Jakarta, Kamis (18/06/2015).
Lelaki berkacamata itu menuturkan dalam sehari bisa membaca al-Qur’an sebanyak satu hingga dua juz. Hal itu semata Ramli lakukan supaya lebih bisa mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
“Saya tadarus Qur’an minimal satu hingga dua juz setiap hari. Yah, kalau saya sih semampunya saja, Mas. Jika mampu saya kerjakan, apalagi dalam momen bulan Ramadhan seperti ini harusnya bisa lebih memperbanyak ibadah,” papar pria yang sedang melaksanakan tugas dinasnya dari Maluku Utara ke Jakarta itu.
Pemandangan seperti itu tak terlihat pada hari-hari di luar Ramadhan. Jika ada yang tadarus Qur’an tak sebanyak seperti siang itu. Dari pantauan awak hidayatullah.com ada sekitar 100-an lebih jama’ah yang mengisi ruang utama Masjid Istiqlal, tentu dengan segala aktifitasnya masing-masing.
Salah satu Petugas Penjaga Kemanan Pintu Al Fatah Masjid Itiqlal H. Tamam mengatakan bahwa setiap Ramadhan tiba, jama’ah shalat Zuhur di Masjid Istiqlal pasti mengalami peningkatan.
“Kalau hari biasa, nggak Ramadhan begini paling jama’ah shalat Zuhur sekitar 400-500 orang, Mas. Tetapi tadi jama’ah shalat Zuhur mencapai sekitar 1200 orang. Bisa dibilang ini meningkat sekitar 30 persen,” kata Tamam yang sedang berjaga di pintu keluar masjid Al-Fatah bagian utara.
Tamam mengungkapkan kebanyakan jama’ah yang datang siang ini, selain untuk shalat Zuhur, juga sekadar untuk rebahan sejenak menghabiskan jam istirahatnya.
Sebagaimana pengakuan seorang pria yang bekerja di sekitar Masjid Istiqlal, sebut saja Ahmad. Ia mengungkapkan bahwa dirinya tidak biasa beristirahat di ruang utama Masjid Itiqlal setelah shalat Zuhur, melainkan saat-saat bulan Ramadhan tiba.

“Kebetulan pas puasa saja, Mas saya di sini. Setelah shalat Zuhur saya biasanya makan siang. Karena puasa jadi saya ganti buat istirahat saja di sini. Mumpung masih jam istirahat,” terang Ahmad.
Jama’ah yang datang ke Masjid Istiqlal untuk shalat Zuhur itu, menurut keterangan Tamam berbeda dengan jama’ah yang datang ketika menjelang waktu shalat Ashar.
“Jama’ah yang datang saat shalat Zuhur itu kebanyakan mereka yang ingin beristirahat atau menghabiskan jam istirahatnya. Kalau jama’ah yang datang menjelang atau sesudah shalat Ashar, sebagian mereka datang ada yang ingin sekaligus ikut berbuka puasa bersama di masjid Istiqlal,” ujar Tamam.
Jadi, setelah shalat Ashar selesai, kata Tamam, jama’ah yang ingin mengikuti program berbuka puasa berjama’ah biasanya mereka menunggu dengan segala aktifitasnya masing-masing.
“Yah, ada yang tadarus al-Qur’an, baca buku, maen hape dan lain sebagainya. Itulah pemandangan yang bisa dilihat saat bulan Ramadhan,” pungkas Tamam.*