Hidayatullah.com | HAMPIR 12 juta dokumen keuangan terbesar yang berisi informasi kekayaan rahasia yang melibatkan lebih dari 300 pemimpin dunia, politisi, dan miliarder telah dipublikasikan. Kasus yang dikenal sebagai Pandora Papers, ini termasuk file individu yang menghindari pembayaran pajak serta pencucian uang yang dilakukan oleh orang kaya dan berkuasa di dunia.
Lebih dari 600 praktisi media di 117 negara meneliti file dari 14 perusahaan jasa keuangan di beberapa negara selama beberapa bulan, termasuk di British Virgin Islands, Panama, Belize, Siprus, Uni Emirat Arab (UEA), Singapura dan Swiss. Data tersebut diperoleh International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) di Washington, yang telah bekerja sama dengan lebih dari 140 organisasi media dalam penelitian global terbesarnya.
Kepala negara dan pemerintahan, dari Yordania hingga Azerbaijan, Kenya, dan Republik Ceko, dituduh menggunakan perusahaan lepas pantai “tax havens” untuk menyembunyikan aset senilai ratusan juta dolar, kutip BBC Panorama.
Dokumen Pandora Papers antara lain mengungkapkan bahwa mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair dan istrinya, Cherie, menghindari pembayaran bea materai 434.000 AS Dolar ketika mereka membeli kantor di London melalui perusahaan lepas pantai yang memilikinya.
Presiden Rusia Vladimir Putin juga telah dikaitkan dengan aset rahasia di Monaco sementara sebuah perusahaan lepas pantai yang diduga dimiliki oleh ‘kekasihnya’ dikabarkan membeli sebuah apartemen senilai 4,1 juta AS Dolar. Tempat tinggal mewah itu dibeli oleh Brockville Development Ltd., yang akhirnya diketahui dimiliki oleh Svetlana Krivonogikh (kekasih Putin), lapor Guardian.
Dokumen itu juga mengungkapkan Raja Yordania yang diam-diam mengumpulkan properti senilai 70 juta pound di Inggris Raya (UK) dan Amerika Serikat (AS). Pengungkapan lain melibatkan Perdana Menteri Republik Ceko, Andrej Babis, yang gagal menyatakan perusahaan investasi lepas pantai itu biasa membeli dua vila senilai 12 juta pound di Prancis selatan.
BBC melaporkan, Lakshmi Kumar dari Global Financial Integrity mengatakan, sebagian besar dari orang-orang ini ‘mampu menyalurkan dan menyedot uang dan menyembunyikannya’ melalui ‘perusahaan anonim’. Pandora Papers mengejutkan dunia tentang pengungkapan kekayaan ratusan pemimpin dunia serta politisi di seluruh dunia termasuk masalah pencucian uang.
Berapa Uang Rahasia?
Modus operandi ‘aset sulit’ kebanyakan melalui pendirian perusahaan cangkang (perusahaan tanpa kegiatan atau aset tertentu) di salah satu negara dengan kerahasiaan tinggi. Ini adalah perusahaan yang hanya ada dalam nama, tanpa staf atau kantor.
Meski begitu, butuh uang. Perusahaan spesialis akan dibayar untuk mendirikan dan menjalankan operasi perusahaan cangkang.
Soal berapa banyak uang yang ‘tersembunyi’ di perusahaan luar negeri, ICIJ mengatakan perkiraannya berkisar 5,6 triliun AS Dolar hingga 32 triliun AS Dolar.
Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan bahwa penghindaran pajak telah menyebabkan pemerintah di seluruh dunia kehilangan sumber daya pajak sebesar 600 miliar AS Dolar setiap tahunnya.
Kumar mengatakan ini merugikan rakyat biasa, mempengaruhi perkembangan pendidikan, kesehatan dan perumahan anak-anak.
‘Merampok Negara’
Sementara itu, Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev dan keluarganya dituduh merampok negara mereka sendiri. Penyelidikan menemukan bahwa Ilham dan teman-teman dekatnya diam-diam terlibat dalam kesepakatan real estat di Inggris senilai lebih dari 400 juta pound, kutip BBC Panorama.
Ilham berhasil menghasilkan keuntungan 31 juta pound setelah menjual salah satu asetnya di Crown Estate, London. Sebagian besar transaksi yang terlibat tidak melibatkan pelanggaran hukum.
Dokumen keuangan yang bocor juga menunjukkan bagaimana Raja Yordania memiliki kerajaan real estate di Inggris dan AS. Mereka mengidentifikasi jaringan perusahaan lepas pantai di British Virgin Islands yang digunakan oleh Raja Abdullah II Al-Hussein untuk membeli 15 rumah sejak berkuasa dari 1999.
Properti ini berjumlah total 50 juta pound dengan tiga rumah besar dengan pemandangan laut di Malibu, California serta properti di London dan Ascot di Inggris. Pengacara Raja Abdullah mengatakan semua properti yang dibeli digunakan dengan kekayaan mereka sendiri yang juga digunakan untuk mendanai proyek Yordania.
Jelas, itu adalah praktik umum bagi individu kelas atas untuk membeli properti melalui perusahaan lepas pantai untuk tujuan keamanan dan privasi. Pengungkapan lain juga melibatkan Presiden Kenya; Perdana Menteri Pakistan; Presiden Ukraina dan Ekuador.
Pejabat Indonesia dalam Pandora Papers
Yang tak kalah menarik, nama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan tercantum dalam Pandora Papers. Dalam dokumen yang dilihat Tempo, kakak beradik Airlangga Hartarto dan Gautama Hartarto tercatat memiliki perusahaan cangkang di British Virgin Islands, yurisdiksi bebas pajak di kawasan Karibia. Airlangga mempunyai dua perusahaan bernama Buckley Development Corporation dan Smart Property Holdings Limited. Adapun perusahaan Gautama satu, Ageless Limited.
Pejabat lainnya, Luhut Pandjaitan, menurut notula rapat yang dibaca Tempo, tercatat menghadiri rapat direksi perusahaan bernama Petrocapital SA, yang terdaftar di Republik Panama. Luhut tercatat hadir langsung dalam beberapa kali rapat yang berlangsung selama 2007-2010.
Luhut pertama kali ditunjuk menjadi Presiden Direktur Petrocapital dalam rapat yang digelar pada 19 Maret 2007. Ia dipilih bersama dua orang lain dan berkantor di Guayaquil, Ekuador. Pertemuan itu juga mengesahkan perubahan nama perusahaan dari Petrostar International SA menjadi Petrostar-Pertamina International SA.
Dalam dokumen setebal 17 halaman disebutkan perusahaan yang baru berganti nama itu ditugasi memproduksi sekaligus mengangkut produk minyak bumi. Petrostar juga diperintahkan melakukan ekspor-impor. Namun perusahaan itu hanya berumur tiga tahun. Dalam rapat pemegang saham luar biasa yang diselenggarakan pada Juli 2010, dewan direksi membubarkan perusahaan.
Juru bicara Luhut, Jodi Mahardi, mengkonfirmasi kabar bahwa Petrocapital dibentuk di Republik Panama. Ketika perusahaan minyak dan gas itu didirikan pada 2006, modal awal yang disetor sebesar 5 juta AS Dolar atau setara dengan Rp 71,5 miliar menggunakan kurs saat ini. Perusahaan itu dibuat untuk mengembangkan bisnis di luar negeri, khususnya di wilayah Amerika Tengah dan Selatan.
Menurut Jodi, Luhut hanya menjabat eksekutif Petrocapital selama tiga tahun sejak 2007. Ketika Luhut memimpin, perusahaan tersebut gagal memperoleh proyek eksplorasi migas yang layak. Jodi membantah kabar bahwa Luhut berkongsi dengan perusahaan minyak milik pemerintah Indonesia dan mengubah nama perusahaan, kutip laman Tempo.co.*