Hidayatullah.com—Akhir Oktober 2017 lalu, Kantor berita Turki Anadolu Agency secara resmi mengembangkan sayap internasional dengan layanan berita Bahasa Indonesia.
Anadolu Agency berdiri sejak tahun 1920, dan kini telah berkembang dalam layanan Bahasa Inggris, Arab, Rusia, Bosnia, Kroasia, Serbia, Prancis, Kurdish-Sorani, Kurdish-Kurmanchi, Persia, Albania, Spanyol, dan Makedonia.
Untuk Indonesia, Anadolu Agency Biro Indonesia menjadi layanan ke-12. Di saat yang sama, Kantor Berita asal Turki ini juga melakukan peluncuran layanan bahasa ke-13, di Kolombia.
Dengan pengalaman lebih dari 97 tahun, Anadolu Agency merupakan satu di antara sepuluh agensi paling berpengaruh di dunia dan menjadi alternatif kantor-kantor berita asing, khususnya dalam melihat persoalan Islam dan Timur Tengah.
“Kita berdiri sejak zaman Khalifah Utsmani tahun 1920. Jadi kalau saya bilang ada nuansa Islamnya ya memang demikian,” ujar Kepala Biro Anadolu Agency di Jakarta Dandy Koswaraputra. Inilah wawancara lengkapnya.
Mengapa baru sekarang layanan bahasa Indonesia dibuka?
Anadolu sebetulnya belum lama mengembangkan sayapnya ke luar Turki. Mungkin sekitar lima tahun kami membuka layanan bahasa-bahasa di luar Turki. Dalam proses itu akhirnya Indonesia juga menjadi negara yang ke-12 dari 13 bahasa yang dimiliki Anadolu Agency, termasuk bahasa Turki sendiri. Jadi bahasa non Turkinya ada 12. Kenapa baru sekarang, mungkin karena tahapan-tahapan kita punya skala prioritas.
Baca: Anadolu Agency Resmikan Layanan Berita Bahasa Indonesia
Apa alasan penting Anadolu membuka layanan bahasa Indonesia?
Karena kita menganggap bahwa masyarakat yang perlu mendapatkan informasi yang komprehensif dari kantor Anadolu Agency ini cukup besar. Jadi kami menganggap membuka layanan bahasa Indonesia ini menjadi penting. Dan memang ini juga selain dari menyiarkan berita-berita berskala internasional dalam bahasa Indonesia. Juga kita menjadi jembatan bagi pengembangan budaya Turki dan untuk mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dengan Turki.
Apa yang membedakan Anadolu dengan kantor berita internasional yang lain?
Pertama, kita lebih menekankan pada berita-berita kemanusiaan. Mungkin kantor berita lain juga sama. Tetapi mungkin mereka punya angle tertentu. Dan kita punya angle lain yang mungkin tidak ditampilkan kantor berita-berita yang kita kenal. Misal soal peristiwa-peristiwa Timur Tengah. Mungkin mereka menampilkan liputan yang sama. Tapi kita menampilkan angle lain. Dan ini penting.

Kedua, kita lebih memberikan nuansa Islam. Karena kita lahir dari sebuah negara Islam. Jadi dalam mempersepsikan sebuah fakta juga terkait dengan persepsi yang dimiliki mindset-nya Turki.
Jadi ciri khas Anadolu bernuansa Islam ya?
Ya karena memang tidak bisa dilepaskan dari itu. Kita lahir sebelum Turki berdiri. Kita berdiri sejak zaman Khalifah Utsmani tahun 1920. Jadi kalau saya bilang ada nuansa Islamnya ya memang demikian. Karena Turki merupakan negara berpenduduk mayoritas Muslim. Sehingga kebudayaannya juga akan dipengaruhi oleh kebudayaan-kebudayaan Islam.
Selama ini berita-berita dunia Timur Tengah didominasi oleh media Barat. Bagaimana posisi Anadolu ?
Berita itu kan produk dari persepsi. Berita-berita yang kita terima adalah fakta yang dipersepsi oleh Barat. Sehingga apa yang terbentuk dalam narasi global adalah yang mewakili persepsi barat. Nah Anadolu ingin menampilkan persepsi yang lain. Meskipun dari sisi jurnalistik kita tidak harus berbeda. Artinya secara kerja jurnalistik, sama saja. Tapi persepsi yang dibawa adalah persepsi alternatif terhadap persepsi yang dominan saat ini.
‘Bagaimana persepsi Anadolu dalam memberitakan kasus terorisme?
Tentu saja terorisme adalah isu universal. Sebetulnya persepsi masyarakat tentang terorisme hampir sama. Bahwa tindakan yang menimbulkan ketakutan adalah sebagian dari teror. Tetapi ada klasifikasi yang disebut teroris. Tidak bisa dipungkiri Turki sendiri memiliki persepsi sendiri tentang terorisme. Tapi pada intinya terror adalah teror. Jadi dalam batasan itu sebetulnya tidak ada perbedaan yang prinsipil bagaimana Turki melihat terorisme.
Umat Islam sering mengeluh berita bias dari media barat. Bagaimana Anadolu nantinya?
Sekali lagi saya katakan bahwa mungkin Anadolu bisa jadi alternatif . Karena berita ini sifatnya produk. Publik adalah konsumennya. Kita semua adalah konsumen dari komoditas yang disebut berita. Misal kita menikmati berita-berita yang diproduksi oleh barat. Mungkin kami akan menampilkan persepsi yang lain dan nuansa dari produk yang lain. Publik silakan memilih. Kalau pihak lain mengatakan A, kami akan mengatakan ini loh yang benar. Atau tunggu, jangan dulu mengambil kesimpulan, jangan dulu mengambil keputusan apa-apa berdasarkan berita yang Anda baca. Tapi coba baca ini dulu. Apakah Anda sudah bisa mengetahui fakta itu secara komprehensif? Baru kemudian Anda bisa ambil keputusan. Jadi sebetulnya kita sebagai pembanding, sebagai alternative dari narasi yang mendominasi sekarang. Kalau boleh dikatakan begitu ya.
Bagaiamana hubungan Anadolu dengan Erdogan?
Sebetulnya kita kantor berita yang independen, imparsial. Kita tidak memiliki kaitan struktural dengan pemerintahan Turki. Tapi karena memang sebagian sahamnya dimiliki oleh Turki, Anadolu dalam misinya tidak bisa bertentangan dengan kebijakan-kebijakan pemerintahan Turki.
Jadi tidak bisa kritis ya dengan pemerintahan Turki?
Mungkin kritis dalam cara lain. Artinya kita tidak harus berhadap-hadapan atau menentang kebijakan Turki. Jadi Anadolu tidak dalam posisi itu. Bahwa kita kritis dan bekerja layaknya jurnalis profesional tidak bisa dipungkiri. Tapi memang ada hal-hal yang harus kita posisikan secara proporsional.
Artinya bisa dikatakan Anadolu mendukung pemerintah Turki ya?
Ya saya kira bisa dikatakan demikian, tentu saja mendukung secara konstruktif. Bukan menjadi corong. Karena memang kami meyakini bahwa yang dijalankan pemerintah Turki itu sudah pada rel yang benar. Jadi dalam konteks itu, tidak ada alasan untuk kami berhadap-hadapan.
Tadi Anda sampaikan Anadolu berdiri sejak lama, sekarang bagaimana perkembangannya di seluruh dunia?
Anadolu itu awalnya kantor berita yang hanya melayani media-media lokal, misalnya koran-koran di sebuah provinsi di Turki. Tetapi lambat laun seiring berkembangnya zaman, kita merasa kita perlu bermain di level yang lebih tinggi, yakni level internasional. Kita sekarang ada kantor di 41 negara. Kita ada 91 negara. Jadi hampir seluruh dunia. Kami berkeyakinan bisa memberikan sajian berita yang lebih komprehensif bagi public internasional. Dan dibukanya Anadolu layanan Indonesia sendiri untuk menciptakan penetrasi terhadap jangkauan pemberitaan itu lebih luas lagi.*/Andi Ryansyah