Hidayatullah.com–Pemberontak Syiah Yaman mengklaim sebuah Koalisi Militer Pimpinan Arab Saudi membom bandara Sana’a yang dikuasai pemberontak Syiah al Houthi. Namun sejumlah laporan berbeda muncul mengenai tingkat kerusakan akibat serangan tersebut.
Pejabat Yaman di Sana’a mengatakan, landasan pacu bandara dan menara kontrol lalu lintas udara rusak.
Namun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan sebagian besar bandara masih utuh dan bantuan akan diterima begitu mereka melanjutkan.
Pejabat Yaman di Sana’a, yang dikuasai pemberontak Syiah al-Houthi, mengatakan landasan pacu bandara dan menara navigasi darat rusak. Pejabat yang berbicara dengan syarat anonim itu mengatakan petugas perbaikan sudah bekerja untuk memperbaiki kerusakan.
Sedangkan PBB mengatakan sebagian besar bandara tetap utuh dan akan dapat menerima pengiriman bantuan begitu koalisi melonggarkan pemblokiran blokade negara yang dilanda perang tersebut.
Jamie McGoldrick, dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, mengatakan bahwa staf PBB telah mengunjungi bandara tersebut dan berbicara dengan pihak berwenang di sana.
“Menara pacu, taxiway, ramp, terminal dan menara pengendali lalu lintas udara tidak terhantam serangan dan berada dalam keadaan kondisi baik,” ujarnya.
“Ini tidak akan berdampak pada operasi kami begitu mereka melanjutkan,” kata McGoldrick dalam sebuah email dari Amman, Yordania seperti dikutip New York Times, Rabu (15/11/2017).
Koalisi Negara Telum pimpinan Arab Saudi yang memerangi pemberontak Syiah al Houthi Yaman mengatakan pekan lalu bahwa pihaknya untuk sementara menutup semua jalur udara, darat dan laut ke Yaman untuk menghentikan aliran senjata pada pemberontak Syiah al-Houthi dari Iran, kata pernyataan hari Senin, seperti disiarkan kantor berita SPA.
Arab Saudi dan sekutunya di Teluk Arab memperjelas bahwa mereka memandang Iran bertanggung jawab atas konflik Yaman, di mana lebih dari 10.000 orang telah tewas dalam dua tahun terakhir.
Lalu lintas udara di bandara Sana’a saat ini terbatas pada penerbangan yang membawa bantuan kemanusiaan yang dikirim oleh PBB dan organisasi internasional lainnya. PBB mengkritik pembatasan jalur transportasi karena dinilai memperburuk bencana kemanusiaan Yaman, yang mendorong sekitar tujuh juta orang menuju ambang kelaparan dan menyebabkan lebih dari setengah juta orang terjangkit kolera.
Petugas bantuan PBB di Yaman meminta Koalisi Negara Teluk hari Selasa untuk membuka semua pelabuhan laut Yaman dengan segera.
Baca: Arab Saudi Berhasil Gagalkan Serangan Rudal Balistik dari Yaman
Saudi menutup jalur transportasi setelah pekan lalu berhasil mencegat rudal balistik yang ditembakkan dari Yaman dengan menyasar ke Bandara Internasional Raja Khalid di Riyadh timur, di mana pemberontak Syiah al-Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Pemberontak Syiah al-Houthi menguasai sebagian besar wilayah utara, termasuk Sana’a dan bandara internasionalnya, sementara Koalisi Negara Teluk mendominasi wilayah udara. Pembukaan kembali akan membutuhkan kesepakatan antara kedua belah pihak.
Senin (13/11/2017), PBB mendesak Saudi agar bersedia membuka blokade wilayah yang saat ini masih berada dalam jangkauan Houthi.
Salah satunya adalah Pelabuhan Hodeida di Laut Merah.
Duta Besar Saudi untuk PBB, Abdallah al-Mouallimi berkata hal itu bisa dilakukan.
Namun, Saudi harus memperketat penjagaan di sana sebelum mengijinkan kapal bantuan lewat.*