Hidayatullah.com—Mantan menteri keuangan Libanon Muhammad Chatah, seorang politisi Muslim senior yang dikenal anti-Hizbullah, dibunuh dalam ledakan yang menarget kendaraannya pada hari Jumat (27/12/2013) di pusat kota Beirut.
Rekaman video sesaat setelah ledakan terjadi memperlihatkan orang-orang berlarian, mobil-mobil terbakar dan sejumlah orang tubuhnya dilalap api. Asap hitam mengepul dari bangunan bank, restoran dan hotel yang berada di sekitar tempat kejadian.
Reporter Aljazeera dari lokasi kejadian melaporkan, ledakan sangat kuat sehingga orang-orang yang berada di gedung-gedung terdekat mengalami luka akibat pecahan kaca.
Sedikitnya enam orang lain ikut tewas bersama Chatah dalam peristiwa itu.
Menurut laporan stasiun televisi Libanon Future TV, sedikitnya 6 orang tewas dalam ledakan tersebut, empat di antaranya belum teridentifikasi. Menurut Palang Merah sebanyak 78 orang lainnya terluka. Ledakan menghancurkan 6 gedung, 14 toko dan 42 mobil.
Sumber keamanan yakin ledakan disebabkan oleh sebuah mobil Honda yang dipenuhi dengan bahan peledak sebanyak 50-60 kg, lapor MENA
Pembunuhan Chatah terjadi 3 pekan sebelum kasus pembunuhan mantan perdana menteri Rafik Hariri pada 2005 mulai disidang setelah lama terkatung-katung dan tidak ada proses hukum. Pengadilan itu akan dimulai pada bulan Januari 2014 di Den Haag, Belanda. Para terdakwa semuanya adalah anggota Hizbullah yang masih dalam pelarian. Mereka menolak dakwaaan dan tidak mau bekerjasama dengan pengadilan dan menuding proses hukumnya bermotif politik. Penyelidikan yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa menunjukkan adanya keterlibatan pejabat Suriah dalam kasus pembunuhan Rafik Hariri.
Chatah merupakan seorang pengkritik vokal Presiden Suriah Bashar Al-Assad dan juga sekutunya Hizbullah, organisasi Syiah bersenjata yang sudah dinyatakan sebagai kelompok teroris oleh Liga Arab, Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Kurang dari satu jam sebelum dibunuh, Chatah menuliskan komentar di akun Twitter-nya, yang menyatakan Hizbullah berusaha untuk menguasai negara Libanon. “Hizbullah menekan keras ingin diberikan kekuasaan yang sama dalam masalah kebijakan keamanan dan luar negeri sebagaimana yang Suriah lakukan di Libanon selama 15 tahun,” tulisnya.
Perlu diketahui, saat ini Hizbullah menjadi partai politik Syiah yang tergabung dalam koalisi pemerintah Beirut.
Laporan AFP menyebutkan, Chatah di bunuh saat dalam perjalanan menuju rumah Saad Hariri, mantan perdana menteri Libanon dan putra mendiang Rafik Hariri. Tujuan Chatah pergi ke rumah Hariri adalah untuk menghadiri pertemuan Koalisi 14 Maret –yang merupakan oposisi dari kelompok bentukan Hizbullah Aliansi 8 Maret. Koalisi 14 Maret adalah pendukung kelompok oposisi Suriah yang menentang rezim Bashar Al-Assad.
Chatah pernah menjabat sebagai duta besar Libanon untuk Amerika Serikat dan dikenal sebagai pakar ekonomi ulung. Dia menjadi penasehat perdana menteri Fouad Saniora dan Saad Hariri.*