Hidayatullah.com– Kegiatan Pembukaan Rapat Kerja Wilayah IV Hidayatullah Nusa Tenggara Timur (NTT) berlangsung pada Sabtu, 29 Desember 2018 di Masjid Al Aqsho Kampus II Hidayatullah, Jl Raya Tablolong, KM 14 Batakte, Kabupaten Kupang Barat.
Ketua MUI Provinsi NTT turut hadir memberikan sambutan dan sekaligus membuka kegiatan.
Hadir dalam kegiatan H Latif Pendiri Hidayatullah NTT, Ketua BAZNAS NTT, Pengurus PW NU NTT, Pengurus Wahdah Islamiyah NTT, Ketua BWI NTT, Ketua MUI Kota Kupang, dan beberapa tokoh Islam Kota Kupang.
Dalam sambutan, Drs Abdul Kadir Makarim Ketua MUI Prov NTT memberikan apresiasi kepada dai-dai Hidayatullah NTT yang telah hadir memberikan kontribusi kesejukan.
“Kehadiran kader muda seperti dai Hidayatullah sangat sejuk dan mencerahkan untuk umat Islam NTT. Sehingga perlu mendapatkan penghargaan yang layak,” ujarnya.
Sebelumnya, Samiun Rusli selaku ketua panitia memberikan laporan kegiatan.
Yang cukup menarik adalah, ia mengatakan, “Jumlah yang ada sedikit ini bukan menjadi penghalang dalam mengemban amanah dakwah di NTT. Karena, dengan jumlah yang sedikit akan mengalahkan jumlah yang banyak.” Sembari kemudian mengutip firman Allah Subhanahu Wata’ala dalam Surah Al Anfal ayat 9 dan Ali Imron ayat 123.
Hal senada juga disampaikan oleh Marwan Mujahidin selaku pendamping pusat yang membidangi Dep Keuangan dan ZIS DPP Hidayatullah bahwa sukses gerakan dakwah dan tarbiyah akan bisa teruwujud dengan tiga hal.
Sukses gerakan, Marwan mengatakan, yang pertama, musyawarah. Yang kedua, mujahadah, dan terakhir munajahah. Dan kekuatan itu bukan terletak pada kekuatan individu, tetapi atas bantuan dan pertolongan Allah Subhanahu Wata’ala.
Di hadapan ratusan tamu undangan dan tetamu yang hadir, Marwan pun menyampaikan, sesuai Rakernas yang lalu di Balikpapan bahwa Hidayatullah telah meluncurkan Gerakan Nawafil dengan lima kekuatan yang menjadi penopang suksesnya gerakan mainstream dakwah dan tarbiyah.
Yaitu, membaca al-Qur’an sehari satu juz, setiap kader wajib shalat berjamaah di masjid bagi yang laki laki, setiap malam melakukan qiyamulail, wirid pagi, sore, dan malam setiap hari, serta berinfaq setiap hari sebelum shubuh. Dan keenam dakwah fardiyah setiap pekan. Itulah kekuatan penopang yang harus dikerjakan setiap kader.
H Muhammad, sesepuh awal pesantren, berkisah tentang awal-awal melakukan silaturahim ke tempat ini. Dulu masih hutan, yang ditemui ada delapan orang santri yang sedang berpuasa. Sungguh memprihatinkan sekali keadaanya karena persedian makanan menipis, sedangkan sang ustadz waktu itu mendampingi santri sedang silaturhim ke tempat yang lain mencari bantuan dari masyarakat.
H Muhammad dan H Latif kemudian kembali ke rumahnya yang jaraknya cukup jauh dari pondok. Mereka mengambil makanan dan bahanan bangunan untuk berdirinya masjid, asrama, dan lain-lain. Begitulah tutur H Muhammad yang kini beliau diamanahi umat menjadi Ketua MUI Kota Kupang.
Di akhir kegiatan H Latif sesepuh dan pendiri Hidayatullah NTT memberikan penghargaan kepada Samiun Rusli Ketua Panitia Rakerwil IV berupa umrah gratis. Insya Allah, bulan Februari 2019 Samiun Rusli akan diberangkatkan. Pesan H Latif, insya Allah beberapa pengurus yang lain juga akan diberangkatkan. NTT diketahui merupakan daerah minoritas Muslim.* Kiriman Usman AW, Koordinator PENA NTT