Hidayatullah.com– Sang pembuat onar kasus bentrokan di depan Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, Kristianto, atau akrab disapa Kelinci, sudah meminta maaf langsung kepada Ketua Takmir Masjid Jogokariyan Muhammad Fanni Rahman, Rabu malam (30/01/2019) lalu.
Keributan antara massa pendukung salah satu paslon capres-cawapres dengan pemuda masjid tersebut pun berakhir. Kepolisian lantas meminta kasus tersebut tidak diungkit-ungkit lagi karena kedua pihak sudah bersepakat damai.
“Tadi malam (kemarin, Red) Kelinci sudah datang di kecamatan dengan bertemu Takmir Masjid, dan sudah menyampaikan permintaan maafnya. Jadi kami menyatakan bahwa permasalahan di sekitar Masjid Jogokariyan sudah selesai,” kata Kepala Bidang Humas Polda AKBP Yulianto, di Mapolresta Yogyakarta, Kamis (31/01/2019).
Baca: Bentrokan di Masjid Jogokariyan, PDIP Mantrijeron Minta Maaf
Lalu, siapa sebenarnya sosok Kelinci alias Kristianto itu? Dilansir Indonesia Inside, Kamis, Kelinci diketahui terlibat sejumlah kasus kriminal. Berdasarkan Direktori Putusan Mahkamah Agung pada tahun 2014, Kris Kelinci divonis majelis hakim Pengadilan Negeri Bantul delapan bulan penjara.
Sementara tahun 2016, Kris Kelinci juga ditetapkan sebagai tersangka atas kasus pembacokan terhadap simpatisan kelompok pemuda. Ahad sore (27/01/2019) lalu, Kelinci kembali berulah di depan Masjid Jogokariyan dengan konvoi massa pendukung Joko Widodo-Ma’ruf Amin usai deklarasi dukungan. Tidak terima dengan perlakuan itu, Pemuda Masjid Jogokariyan mengusir dan menghalau mereka hingga terjadi keributan.
Sebagaimana diberitakan hidayatullah.com juga, pada Rabu malam lalu, Kelinci menemui Fanni Rahman (perwakilan Takmir Masjid Jogokariyan) dalam rangka penyelesaian masalah. Takmir Masjid Jogokariyan menyatakan bahwa permasalahan kasus bentrokan massa PDIP dengan pemuda masjid di dekat Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, Ahad (27/01/2019) lalu telah selesai.
“Takmir Masjid Jogokariyan menyatakan bahwa, pertama, kasus kejadian di depan Masjid Jogokariyan dan sekitarnya pada hari Ahad tanggal 27 Januari 2019 telah selesai,” ujar Muhammad Fanni Rahman atas nama Takmir dan Keluarga Besar Masjid Jogokariyan dalam surat pernyataannya diterima hidayatullah.com, Kamis (31/01/2019).
Sikap itu diambil setelah dua poin yang disepakati dalam surat pernyataan bersama antara Muhammad Fanni Rahman selaku Ketua Takmir Masjid Jogokariyan dengan Junianto Budi Purnomo selaku tokoh PDIP Kecamatan Mantrijeron telah dijalankan.
Surat pernyataan itu ditandatangani di atas materai pada tanggal 27 Januari 2019 di Kantor Kecamatan Mantrijeron, Yogyakarta, beberapa saat pasca kejadian bentrok tersebut.
Dua poin tersebut adalah, pertama, permintaan maaf dari Junianto Budi Purnomo kepada Muhammad Fanni Rahman selaku Ketua Takmir Masjid Jogokariyan, yang telah dilakukan pada pertemuan pertama tersebut.
Sedangkan poin kedua, kesanggupan Junianto untuk mendatangkan Kristiono (Kelinci) untuk menuntaskan permasalahan di atas. Kata Fanni, poin kedua ini telah dipenuhi dengan diadakannya pertemuan lanjutan semalam, Rabu (30/01/2019) di Kantor Kecamatan Mantrijeron sekitar pukul 21.00 WIB. “Yang difasilitasi oleh Kapolsek, Camat, dan Danramil Kecamatan Mantrijeron,” ujar Fanni.
Fanni meminta parpol lebih kreatif dalam berkampanye dan tidak provokatif dalam pengerahan massa.
Baca: Takmir Masjid Jogokariyan: Kasus Bentrokan Telah Selesai
Sementara itu, pihak kepolisian berjanji akan bertindak tegas terutama massa konvoi yang memicu bentrokan. Pihaknya akan melakukan penilangan, khususnya pengendara motor knalpot blombongan.
“Ke depan, kita kasih pasal sesuai pelanggaran yang ada di lapangan. Kalau kemarin kita hanya toleransi melakukan penilangan knalpot blombongan saja. Besok tidak bawa SIM, STNK, lampu tidak standar, dan lainnya, kita kasih pasal dan denda yang banyak,” tegas Yulianto.
Dia menegaskan, kasus bentrokan di sekitar Masjid Jogokariyan rampung, menyusul permintaan maaf dari sang pelaku onar bernama Kristiono alias Kelinci. Menurutnya, kesepakatan damai sudah dilakukan sesuai pertemuan di malam hari tepat setelah peristiwa tersebut.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Yulianto juga menilai tidak ada lagi permasalahan, pasalnya masyarakat Jogokariyan dan sejumlah pihak sudah menerima dengan baik. Ia berharap tidak ada lagi pihak-pihak yang mencoba mengambil keuntungan dari peristiwa Jogokariyan.
Baca: Berakhir Damai, Ini Kronologi Bentrokan Massa DPIP-Pemuda di Jogokariyan
Permintaan maaf tersebut sesuai dengan klausul saat pertemuan berbagai pihak di Kantor Kecamatan Mantrijeron, sehingga semua klausul perdamaian.
“Yang penting itu sudah selesai dengan aman. Yang penting semuanya sudah selesai. Apa yang diminta takmir kepada teman-teman sudah dipenuhi. Semuanya sudah selesai dan tidak ada perpanjangan narasi dan lain sebagainya,” ujarnya.
Pihaknya juga memastikan tidak ada laporan berkaitan dengan peristiwa bentrokan di Masjid Jogokariyan. Meskipun demikian, kepolisian tetap mengambil langkah agar tidak menjadi gangguan kamtibmas.
“Sampai saat ini tidak ada laporan polisi. Jadi tidak ada kerusakan, tidak ada penyerbuan ke masjid. Tidak ada itu. Tidak ada yang perlu diganti. Semua klausul perdamaian itu sudah terlaksana dengan baik. Intinya itu,” jelas Yulianto.*