Hidayatullah.com– Takmir Masjid Jogokariyan menyatakan bahwa permasalahan kasus bentrokan massa PDIP dengan pemuda masjid di dekat Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, Ahad (27/01/2019) lalu telah selesai.
“Takmir Masjid Jogokariyan menyatakan bahwa, pertama, kasus kejadian di depan Masjid Jogokariyan dan sekitarnya pada hari Ahad tanggal 27 Januari 2019 telah selesai,” ujar Muhammad Fanni Rahman atas nama Takmir dan Keluarga Besar Masjid Jogokariyan dalam surat pernyataannya diterima hidayatullah.com, Kamis (31/01/2019).
Sikap itu diambil setelah dua poin yang disepakati dalam surat pernyataan bersama antara Muhammad Fanni Rahman selaku Ketua Takmir Masjid Jogokariyan dengan Junianto Budi Purnomo selaku tokoh PDIP Kecamatan Mantrijeron telah dijalankan.
Surat pernyataan itu ditandatangani di atas materai pada tanggal 27 Januari 2019 di Kantor Kecamatan Mantrijeron, Yogyakarta, beberapa saat pasca kejadian bentrok tersebut.
Dua poin tersebut adalah, pertama, permintaan maaf dari Junianto Budi Purnomo kepada Muhammad Fanni Rahman selaku Ketua Takmir Masjid Jogokariyan, yang telah dilakukan pada pertemuan pertama tersebut.
Sedangkan poin kedua, kesanggupan Junianto untuk mendatangkan Kristiono (Kelinci) untuk menuntaskan permasalahan di atas. Kata Fanni, poin kedua ini telah dipenuhi dengan diadakannya pertemuan lanjutan semalam, Rabu (30/01/2019) di Kantor Kecamatan Mantrijeron sekitar pukul 21.00 WIB.
“Yang difasilitasi oleh Kapolsek, Camat, dan Danramil Kecamatan Mantrijeron,” ujar Fanni.
Oleh karena itu, Fanni mewakili pihak masjid mengucapkan terima kasih kepada Kapolres Kota Yogyakarta, Kapolsek Mantrijeron, Danramil Mantrijeron, dan Camat Mantrijeron.
“Kepada umat Islam dan laskar-laskar Islam di seluruh Indonesia yang telah menunjukkan solidaritas dan simpati kepada Masjid Jogokariyan, kami ucapkan terima kasih dan semoga Allah menjaga keistiqamahan kita dalam perjuangan,” ujarnya.
Baca: Berakhir Damai, Ini Kronologi Bentrokan Massa DPIP-Pemuda di Jogokariyan
Pihak Masjid Jogokariyanpun mengimbau kepada pemerintah, khususnya KPU dan Bawaslu, untuk mengutamakan format kampanye yang penuh kesejukan dan ketentraman bagi masyarakat luas.
“Mengimbau kepada semua partai peserta Pemilu untuk mengedepankan cara-cara kampanye yang kreatif, edukatif, santun, dan tidak provokatif,” imbaunya.
Diberitakan hidayatullah.com sebelumnya, acara deklarasi dukungan terhadap calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 01 Joko Widodo–Ma’ruf Amin di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, berakhir dengan bentrokan.
Peristiwa tersebut terjadi antara massa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Mantrijeron dengan Pemuda Masjid Jogokariyan pada sekitar pukul 16.00 WIB, Ahad (27/01/2019), di Jalan DI Panjaitan Mantrijeron, Kota Yogyakarta, tepatnya di samping Masjid Jogokariyan.
Buntut kasus itu, Ketua DPC PDIP Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Junianto, meminta maaf kepada semua pihak terutama jamaah Masjid Jogokariyan karena massa PDIP telah membuat keributan di seputaran masjid usai kegiatan deklarasi dukungan kepada Jokowi-Ma’ruf.
Baca: Bentrokan di Masjid Jogokariyan, PDIP Mantrijeron Minta Maaf
“Saya sebagai yang dituakan di DPC PDIP Mantrijeron apabila ada suatu hal yang salah di antara temen kita kepada jamaah Masjid Jogokariyan, saya minta maaf yang sebesar-besarnya,“ kata Junianto, Senin (28/01/2019).
Junianto saat itu juga berjanji akan mempertemukan biang kerusuhan yakni Kelinci (warga PDIP) dengan pihak jamaah Masjid Jogokariyan untuk meminta maaf.
“Saudara Kelinci akan saya hadirkan secepatnya bertemu dengan jamaah Masjid Jogokariyan,” lanjutnya.*