Hidayatullah.com– Adalah Gerard (tidak ada nama belakang diberikan), mengalami sakit kepala parah selama bertahun-tahun, bahkan sering menyebabkannya muntah. Rasa sakit ini mendorongnya untuk mencari perawatan kepada para ahli medis untuk menemukan penyebabnya.
Dokter mengatakan, pria asal Texas ini menderita kompresi batang otak dan tekanan intrakranial yang sangat tinggi akibat hidrosefalus, penumpukan cairan di otak, yang menurut medis, dianggap sebagai situasi yang mengancam jiwa yang membutuhkan operasi otak darurat.
CNN melaporkan pria itu memutuskan untuk menjalani pemindaian MRI setelah pingsan tahun lalu ketika sedang bermain sepak bola.
Pemindaian Magnetic Resonance Imaging (MRI) otak pria itu mengungkapkan massa kistis di ventrikel keempat otak, sebuah rongga yang bertanggung jawab untuk produksi dan transisi cairan serebrospinal, sebuah cairan yang memiliki sifat antibakteri yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan bakteri.
Dr Jordan Amadio dari Pusat Medis Ascension Seton di Texas mengatakan kepada IFLScience bahwa ini adalah “penampilan mencurigakan” dan memerintahkan analisis laboratorium patologi.
Setelah dilakukan penelitian, akhirnya ditemukan cacing pita parasit taenia solium seukuran telur yang telah menetap di otaknya selama 10 tahun terakhir.
Cacing pita menyebar melalui makanan, air, atau permukaan yang terkontaminasi dengan tinja yang mengandung cacing pita atau dengan makan daging sapi atau babi mentah yang kurang matang atau mentah, demikian kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (DCD) Amerika.
“Setelah operasi yang kompleks, pasien berhenti sakit kepala dan kembali bekerja dan dalam kondisi normal,” kata ahli bedah saraf Austin Dr Jordan Amadio kepada Associated Press.
Dr Amadio mengatakan pasien itu tidak yakin bagaimana dan kapan ia terinfeksi cacing pita, tetapi mencatat kemungkinan makan daging babi di Meksiko.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan, manusia dapat terinfeksi cacing pita jika mereka makan daging sapi atau babi mentah atau setengah matang.
Namun, menurut AP, CDC mengatakan beberapa orang yang terinfeksi tidak perlu perawatan karena kadang-kadang cacing pita keluar dari tubuh pasien sendiri.
Menurut laman iflscience.com cacing pita yang menetap di otak Gerard berukuran antara 4 dan 5 sentimeter dan dalam bentuk “racemose”, yang berarti itu tampak seperti “sekelompok anggur yang terdiri dari beberapa kista larva yang tumbuh bersama-sama.”
Amadio mengatakan bahwa kemungkinan Gerard makan makanan yang terkontaminasi dengan telur cacing pita.
“Lakukan tindakan pencegahan universal saat makan makanan atau air, memastikan bahwa itu disiapkan secara higienis. Berhati-hatilah saat tinggal atau bepergian di belahan dunia seperti Meksiko, Amerika Latin, atau India di mana cacing pita biasa terjadi. Jika Anda mengalami gejala seperti kejang atau sakit kepala parah, cari bantuan medis, ”saran Amadio.
Gerard sekarang kembali bekerja dan menghabiskan waktu bersama keluarganya. Amadio mengatakan bahwa prosedur ini merupakan upaya tim dan memuji hasil yang sukses dari kasus ini kepada staf ahli di rumah sakit.
“Itu selalu menginspirasi untuk dapat menghapus jejak berbahaya dari otak pasien dan melihat hasil yang sangat baik,” tambahnya.*