Hidayatullah.com–Metika sebuah berita mengemuka akhir pekan lalu, dimana seorang pekerja bantuan Italia berusia 25 tahun yang diculik telah dibebaskan setelah 18 bulan ditahan di Afrika, masyarakat Italia sangat gembira setelah berminggu-minggu berita hanya dikuasai virus corona. Namun sejak saat Silvia Romano turun dari pesawat terbang pemerintah Italia pada hari Ahad dengan penampilan barunya mengenakan hijab hijau – pakaian luar dari atas sampai mata kaki yang biasa dikenakan oleh beberapa wanita Muslim – ia kini tiba-tiba dimusuhi banyak orang.
Hakim penyelidik di kota utara Milan baru-baru ini membuka penyelidikan terhadap ancaman islamofobia terhadap Silvia Romano. Polisi juga diperintahkan untuk meningkatkan patroli di sekitar rumahnya. Penyelidik Italia menerima laporan terkait ancaman Islamofobia terhadap seorang pekerja kemanusiaan yang masuk Islam selama penculikan di Somalia, dan kembali ke Italia setelah 18 bulan ditahan, media melaporkan, Selasa (12/5).
Silvio Romano, adalah sukarelawan di sebuah panti asuhan di desa Chakama di Kenya tenggara ketika dia ditangkap oleh orang-orang bersenjata pada bulan November 2018, dan kemudian dibawa ke Somalia. Perdana Menteri Giuseppe Conte bertemu dengan Romano di Roma pada hari pertama dia tiba di Italia. Dia mengatakan bahwa dia masuk Islam selama penahanannya atas keinginannya sendiri.
Dari Kenya, Romano dibawa – kebanyakan berjalan kaki – ke Somalia, perjalanan kira-kira empat minggu, di mana ia jatuh sakit, kata laporan berita Italia. Di Somalia, dia dipindahkan enam kali.
Media Italia mengatakan bahwa pemerintah membayar tebusan antara 1,5 dan empat juta euro untuk membebaskan Romano. Namun pemerintah membantah membayar tebusan itu.
Setelah memeluk Islam, telah akhirnya mengubah nama depannya menjadi Aisyah. Identitas baru ini, nampaknya menjadikan warga Italia kurang nyaman. Membuat Silvia banyak tekanan dan cacian di media sosial.
“Orang-orang seperti dia akan dieksekusi oleh negara-negara AS yang menerapkan hukuman mati,” kata salah satu posting media sosial anonim, yang dilansir oleh laman english.alaraby.co.uk.
“Pernahkah kamu mendengar tentang seorang Yahudi yang, setelah dibebaskan dari kamp konsentrasi, pindah ke Nazisme dan pulang dengan seragam SS?” menulis Simone Angelosante, seorang anggota dewan regional untuk partai Liga Islamofobia sayap kanan, merujuk pada konversi Romano.
“Apakah saya senang tentang Silvia Romano yang dibebaskan? Sama sekali tidak. Sekarang kita akan memiliki satu lagi Muslim dan empat juta euro lebih sedikit,” tulis Massimo Giorgetti, wakil presiden wilayah Veneto utara, menurut kantor berita AGI. Namun Giorgetti kemudian menghapus posting Facebook-nya.
Melalui akun Facebook, Silvia Romano mengatakan, “Saya meminta Anda untuk tidak marah membela saya, yang terburuk sudah berakhir bagi saya.” *