Hidayatullah.com—Proud Boys Canada, sebuah kelompok kanan-jauh yang dinyatakan pemerintah Ottawa sebagai entitas teroris awal tahun ini, telah membubarkan diri dengan mengatakan mereka tidak melakukan kesalahan apapun, menurut pernyataan yang dirilis organisasi itu.
Pada bulan Februari, Kanada mengatakan kelompok itu merupakan ancaman aktif bagi keamanan negara dan memainkan peran penting dalam serangan mematikan terhadap
gedung parlemen US Capitol pada bulan Januari yang dilakukan oleh para pendukung Presiden Donald Trump. Otoritas Amerika Serikat sudah mendakwa sejumlah anggota Proud Boys kaitannya dengan serangan 6 Januari tersebut.
“Kebenarannya adalah kami tidak pernah menjadi teroris atau kelompok supremasi kulit putih,” bunyi pernyataan yang diunggah administrator kanal resmi Proud Boys di Telegram, seperti dilansir Reuters Senin (3/5/2021).
“Kami merupakan kumpulan tukang listrik, tukang kayu, penasihat keuangan, mekanik, dll. Lebih dari itu kami adalah para ayah, saudara lelaki, paman dan putra,” imbuhnya.
Didirikan tahun 2016, Proud Boys memulai aksinya dengan menggelar protes-protes politik yang kemudian kerap terlibat perkelahian jalanan.
Pendirinya adalah Gavin McInnes, tokoh media dan pengusaha asal Kanada yang tinggal di Amerika Serikat.
Kelompok itu menjadi kepala berita di media Kanada tiga tahun lalu, setelah lima anggota tentara cadangan –dengan mengenakan kaos kelompok tersebut– mengganggu unjuk rasa yang dilakukan komunitas orang asli yang memprotes sebuah patung kontroversial.
Proud Boys dilarang membuat akun di Facebook dan Instagram pada Oktober 2018, setelah melanggar kebijakan terkait ujaran kebencian platform tersebut dan diklasifikasikan sebagai organisasi ekstremis oleh FBI.
Pada akhir Januari, parlemen Kanada secara bulat meloloskan mosi meminta agar pemerintah federal menetapkan kelompok sayap kanan Proud Boys sebagai kelompok teroris. Misi tersebut tidak memiliki dampak hukum secara praktis terhadap kelompok itu, tetapi mengirimkan pesan yang tegas terhadap ektremis sayap kanan di Kanada.
Menteri Keamanan Publik Kanada Bill Blair pada bulan Februari mengatakan bahwa dinas intelijen domestik semakin khawatir dengan ancaman potensial dari kelompok tersebut.
“Kanada tidak akan mentoleransi aksi kekerasan bermotif ideologi, agama atau politik,” kata Blair kala itu.*