Hidayatullah.com— Dr Sya’ban Abdul ‘Alim dari Partai An Nur Mesir, mengatakan keputusan pemerintah Mesir terhadap kelompok al Ikhwan al Muslimun (Ikhwan) terlalu tergesa-gesa karena itu bisa memicu respon keras dari pendukungnya, demikian dilansir oleh Al Mishri Al Yaum Kamis (26/12/2013).
Sebagaimana diketahui, Hari Rabu (25/12/13), menyusul penetapan Ikhwan sebagai sebuah kelompok teroris, dan menuding organisasi mantan Presiden Mohamad Mursy berada di balik serangan bom terhadap markas polisi di Manshurah.
Sebelumnya, kelompok yang menyebut dirinya Anshar Baitul Maqdis mengaku bertanggungjawab atas ledakan.
Kelompok ini mengumumkan bom bunuh sebagai balas dendam atas yang ia sebut “pertumpahan darah Muslim yang tidak bersalah di tangan rezim yang murtad” mengacu pada rangkaian kekerasan militer menyusul kudeta terhadap Mursy bulan Juli lalu.
Sementara itu, pengamat militer memperingatkan, generasi muda pendukung Ikhwan dapat berubah menjadi keras dan melancarkan aksi balas dendam terhadap pemerintah yang membunuh para pendukung Ikhwan dan memenjarakan para petingginya.
Sementara itu, Al Ikhwan al Muslimun untuk pertama kalinya menanggapi tekanan pemerintah ini dengan seruan demonstrasi pada hari Jumat (27/12/2013) ini.
Dari Kairo hidayatullah.com memantau melalui surat kabar lokal bahwa pihak Ikhwan menyebut keputusan pemerintah tidaklah sesuai dengan hukum. Karenanya, Jumat ini, Ikhwan menyeru untuk melakukan demonstrasi.
Tekanan pemerintah interim Mesir yang keras terhadap kelompok Ikhwan dinilai para pendukung Mursy sebagai cara merusak citra al Ikhwan al Muslimun sehingga popularitas gerakan Islam politik ini jatuh di mata masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah.
Tekanan pemerintah terhadap Ikhwan juga mendapat tanggalan Partai An Nur. Dr Sya’ban Abdul ‘Alim dari Partai An Nur Mesir mengatakan, keputusan pemerintah Mesir terhadap kelompok al Ikhwan al Muslimun terlalu tergesa-gesa karena itu bisa memicu respon keras dari pendukungnya, demikian dilansir oleh Al Mishri Al Yaum Kamis (26/12/2013) kemarin.*