Hidayatullah.com — Setidaknya 18 jamaah tewas setelah sekelompok orang bersenjata menyerang sebuah masjid di Nigeria utara ketika mereka sedang shalat subuh, ungkap pihak berwenang dan polisi setempat kepada Associated Press, Selasa (26/10/2021).
Serangan terhadap tempat ibadah itu terjadi di desa Mazaluka di wilayah pemerintah Mashegu di negara bagian Niger. Para penyerang, yang diyakini merupakan penggembala nomaden etnis Fulani, berhasil melarikan diri.
Komisioner kepolisian Niger, Monday Kuryas, menurutnya motif serangan terkait dengan konflik antara penduduk desa dan penggembala Fulani.
Kekerasan etnis serupa, telah menyebabkan ratusan kematian sepanjang tahun ini, berakar dari konflik puluhan tahun memperebutkan tanah dan air.
Lonjakan kekerasan mematikan
Serangan jamaah shalat subuh ini adalah contoh lain dari situasi keamanan di sebagian besar negara bagian di barat laut dan tengah Nigeria. Barat laut sendiri menyaksikan peningkatan kekerasan mematikan semacam ini.
Sebagian besar serangan terjadi di daerah yang sulit dijangkau seperti di Mazakuka, sekitar 270 kilometer dari ibukota negara bagian.
Para penyerang bersenjata seringkali jumlahnya melebihi jumlah petugas keamanan. Selain kekurangan personel, petugas keamanan juga banyak yang tidak bersenjata. Ini mengakibatkan bantuan datang berjam-jam setelah serangan terjadi.
Seminggu yang lalu di negara bagian Sokoto, penyerang menyerang daerah pedesaan dan beroperasi selama lebih dari 12 jam. Serangan ini menewaskan sedikitnya 40 orang dan menyebabkan lebih banyak orang mengungsi.*