Hidayatullah.com — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai sektor utama dalam penanggulangan bencana terus mengingatkan pemerintah daerah maupun masyarakat untuk waspada dan mengantisipasi adanya cuaca ekstrem akibat fenomena perubahan iklim dampak La Nina di Indonesia.
Kepala BNPB Letjen TNI Ganip Warsito dalam menyikapi bencana hidrometeorologi basah, mengimbau semua pihak untuk meningkatkan kesiapsiagaan. Pihaknya sudah mempersiapkan enam strategi mitigasi hadapi bencana seperti banjir, tanah longsor.
Ganip juga mengingatkan kepada kepala BPBD untuk melakukan upaya-upaya antisipasi dampak La Nina. Pertama, melakukan apel kesiapsiagaan segenap personel dan perangkat di daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota.
“Kedua, pendampingan penyusunan rencana kontinjensi di provinsi-provinsi yang diperkirakan akan mengalami peningkatan intensitas dan curah hujan akibat La Nina,” ujar Ganip dikutip dari keterangannya, Rabu (03/11/2021).
Ketiga, lanjut Ganip, mendorong pemerintah daerah untuk menetapkan status siaga darurat jika diperlukan. “Keempat, melakukan giat kesiapsiagaan seperti konsolidasi relawan dan sosialisasi keluarga tangguh bencana di daerah provinsi, kabupaten, dan kota,”bebernya.
Kelima, memperkuat sistem peringatan dini berbasis masyarakat untuk keperluan kedaruratan dan evakuasi. “Dan keenam, memastikan jejaring komunikasi peringatan dini berbasis masyarakat dan komunitas berjalan baik pada saat diperlukan,” ungkap Ganip.
Dijelaskan Ganib BNPB telah memperkuat sistim peringatan dini banjir dan longsor dalam tingkat komunitas yang diperuntukkan sebagai decision support system untuk membantu dalam pengambilan keputusan kapan masyarakat harus dievakuasi.
Hingga saat ini, BNPB telah memasang 27 alat peringatan dini. Alat tersebut akan terus ditambah mengingat luas wilayah dan potensi bencana di Indonesia. Dalam waktu dekat, di beberapa wilayah aliran sungai di Jawa Timur dan jawa Tengah akan dilakukan penambahan sebanyak 7 alat.
Sinergi antara BMKG di hulu dengan BNPB dari sektor hilir dapat meningkatkan kekuatan peringatan dini untuk pengambilan tindakan yang cepat dan tepat dalam rangka mengurangi risiko bencana. Peringatan dini tersebut juga menjadi dasar untuk tindakan tanggap darurat selanjutnya.
Upaya kesiapsiagaan berbasis masyarakat juga perlu dilakukan. Masyarakat dapat secara mandiri memonitor peringatan dini melalui laman BMKG dan informasi daerah berpotensi banjir, banjir bandang, dan tanah longsor sampai level desa melalui https://inarisk2.bnpb.go.id/pencegahan/
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak dari fenomena La Nina akan terjadi pada Januari-Februari 2022. Oleh karena itu dibutuhkan kesiapan menghadapi potensi cuaca ekstrem akibat La Nina tersebut.*