Hidayatullah.com–Seorang profesor Universitas Harvard yang dituduh menyembunyikan keterkaitannya dengan program rekrutmen pemerintah China divonis bersalah atas semua dakwaan.
Charles Lieber, 62, bekas kepala jurusan kimia dan biologi kimia di pengadilan menyatakan dirinya tidak bersalah atas dua dakwaan pemalsuan laporan pajak, dua dakwaan membuat pernyataan palsu, dan dua dakwaan tidak melaporkan perihal rekeningnya di bank asing di China.
Juri melakukan pertimbangan selama sekitar dua jam 45 menit sebelum mengumumkan keputusan Lieber bersalah atas semua dakwaan, setelah persidangan mendengarkan keterangan para saksi selama lima hari di pengadilan federal Boston.
Pengacara pembela Lieber, Marc Mukasey, berargumen jaksa tidak memiliki bukti atas tuduhan-tuduhan tersebut. Dia menyatakan bahwa penyelidik tidak menyimpan catatan wawancara mereka dengan Lieber sebelum penangkapannya.
Dia berpendapat jaksa tidak dapat membuktikan bahwa Lieber “bertindak dengan sadar, sengaja atau dengat niat sungguh-sungguh atau membuat pernyataan palsu”. Mukasey juga menegaskan bahwa kliennya tidak dijerat dengan dakwaan mentransfer secara ilegal teknologi atau proprietary information kepada China.
Jaksa menuding Lieber, yang ditangkap pada bulan Januari, dengan sadar dan sengaja menyembunyikan keterlibatannya dalam China’s Thousand Talents Plan – sebuah program yang dirancang untuk merekrut orang-orang dengan pengetahuan tentang teknologi asing dan kekayaan intelektual ke China – guna melindungi karir dan reputasinya.
Lieber membantah perihal keterlibatannya itu saat diperiksa oleh aparat AS, termasuk National Institutes of Health, yang memberikan dana jutaan dolar untuk penelitian-penelitiannya, kata jaksa.
Lieber juga menyembunyikan uang yang didapatnya dari program China itu, yang berupa $50.000 per bulan dari Wuhan University of Technology, samai $158.000 tanggungan biaya hidup serta hibah lebih dari $1,5 juta, menurut jaksa penuntut seperti dilansir Associated Press Selasa (21/12/2021).
Sebagai imbal-baliknha, kata Jaksa, Lieber setuju untuk menerbitkan artikel-artikel, menyelenggarakan konferensi internasional dan mengajukan berbagai paten atas nama universitas China tersebut.
Kasus ini merupakan salah satu kasus “China Initiative” kelas kakap yang sedang ditangani Departemen Kehakiman Amerika Serikat. Inisiatif itu diluncurkan pada tahun 2018 guna memberantas spionase ekonomi dan akademik oleh antek-antek China di AS.
Inisiatif itu dikritik oleh sejumlah kalangan akademisi, termasuk dari Stanford, Yale, Berkeley, Princeton, Temple dan perguruan tinggi ternama lain, yang menandatangani surat yang ditujukan kepada Jaksa Agung AS Merrick Garland meminta agar inisiatif itu dihentikan.
Lieber mengambil cuti administratif berbayar dari Harvard sejak ditangkap pada Januari 2020.*