Hidayatullah.com– Tim Advokasi (TA) Habib Bahar bin Smith (HBS) Aziz Yanuar mengungkapkan bahwa telah terjadi aksi teror terhadap HBS. Aziz kepada hidayatullah.com, Sabtu (01/01/2022) menyebutkan, teror tersebut berupa dikirimkannya tiga kepala anjing berlumuran darah dan 3 buah balok ke kediaman HBS di Pondok Pesantren Tajul Alawiyin Bogor, Jawa Barat.
“Tindakan teror terhadap Habib Bahar bin Smith dengan mengirimkan sebuah kardus bertuliskan “jangan dibuka” yang berisi 3 buah balok kayu, dan 3 buah kepala anjing yang masih berlumuran darah dengan dibungkus plastik sekitar jam 03.00 dini hari di Pondok Pesantren Tajul Alawiyin Bogor adalah tindakan pengecut dan kerdil yang dilakukan “teroris asli ” yang tidak menginginkan kebenaran disuarakan oleh HBS, diduga pelakunya berkaitan erat dengan komplotan pembunuh 6 orang pengawal HRS,” ujar Aziz dalam siaran persnya, Sabtu.
Kejadian itu, jelasnya, berlangsung pada Jumat (31/12/2021) dinihari Waktu Indonesia Barat. Pelaku teror tersebut, kata Aziz, adalah teroris yang sebenarnya. “Merekalah teroris dalam arti sesungguhnya, modus operandinya jelas yakni menebar ketakutan dan meneror siapapun yang dipandang tidak mendukung sesembahan mereka,” ujarnya tanpa menyebut siapa “mereka” yang dimaksud.
Para teroris itu adalah para pembenci kebenaran terhadap HBS, katanya.
Pihaknya kata dia pun meminta kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas tindakan teror pengecut oleh “teroris asli” pembenci kebenaran yang dilakukan di kediaman HBS di Pondok Pesantren Tajul Alawiyin Bogor.
Selain soal “aksi teror” tersebut, Aziz juga menyinggung Komandan Korem 061/Suryakancana Brigjen TNI Achmad Fauzi yang mendatangi HBS di Pondok Pesantren Tajul Alawiyin Bogor.
“Bahwa tindakan Komandan Korem 061/Suryakancana Brigjen TNI Achmad Fauzi yang mendatangi HBS di pondok pesantrennya yang diduga membuat takut warga sekitar pondok pesantren merupakan suatu bentuk abuse of power (penyalahgunaan kekuasaan) dan sangat dikhawatirkan dapat mencederai hubungan baik antara TNI dengan rakyat yang notabene TNI lahir dari rahim rakyat,” ujarnya.
Bahwa, ia menambahkan, dugaan ancaman yang dilakukan Komandan Korem 061/Suryakancana Brigjen TNI Achmad Fauzi yang mengatakan akan menjemput HBS bila tidak memenuhi panggilan Polda Jawa Barat adalah kekeliruan dalam memahami konsep penegakan hukum yang notabene merupakan tugas POLRI. “Dan hal tersebut dikhawatirkan dapat merusak criminal justice system di Republik Indonesia,” imbuhnya.
Baca juga: Imam Masjid Luwu Dianiaya Meninggal
Aziz pun merasa perlu menyampaikan, apa yang disampaikan oleh HBS terkait dengan pernyataan “Tuhan Bukan Orang Arab” adalah bentuk nasihat dan kasih sayang terhadap sesama umat Islam.
“Sebab salah satu hisab yang utama di yaumil akhir adalah lurusnya akidah seseorang, baru kemudian ditimbang amalannya. Oleh karenanya nasihat yang disampaikan oleh HBS secara terbuka, karena pernyataan “Tuhan Bukan Orang Arab” juga dinyatakan secara terbuka ke publik, adalah nasihat sekaligus meluruskan pemahaman akidah. Dilakukan secara terbuka oleh HBS adalah juga sebagai cara untuk mendidik umat agar jangan sekali sekali melakukan tajsim terhadap Sang Khalik,” ujarnya.
“Bahwa kami sampaikan kepada seluruh rakyat Indonesia, khususnya kepada “teroris asli” pembenci kebenaran dan para pengecut bahwa jangan pernah mencoba untuk membungkam kebenaran, sejuta kali kebenaran dibungkam sejuta kali itu pula kebenaran akan menemukan jalannya,” pungkas pernyataannya.*