Zakat mal adalah zakat yang dikenakan atas setiap macam harta, yang secara substansi maupun zat tidak cara mendapatkannya tidak bertentangan dengan ketentuan agama.
Hidayatullah.com | SEMUA manusia mempunyai sifat mencintai harta dan benda. Seseorang boleh mengumpulkan harta dan menjadi kaya, tapi untuk kaum Muslim, mengumpulkan harta harus dengan cara yang halal dan melaksanakan hak harta berupa zakat dan sedekah.
Apa yang dimaksud zakat mal atau zakat harta?
Mal berasal dari kata bahasa Arab artinya harta atau kekayaan (al-amwal, jamak dari kata maal) adalah “segala hal yang diinginkan manusia untuk disimpan dan dimiliki” (Lisan ul-Arab). Menurut Islam sendiri, harta merupakan sesuatu yang boleh atau dapat dimiliki dan digunakan (dimanfaatkan) sesuai kebutuhannya (dilansir Baznas).
Zakat mal adalah zakat yang dikenakan atas setiap macam harta, yang secara substansi maupun zat tidak cara mendapatkannya tidak bertentangan dengan ketentuan agama.
Macam Zakat Mal
A. Zakat emas, perak dan uang
Nisab emas adalah 20 Dinar atau 85 gram emas sedangkan perak 200 dirham atau 595 gram perak. Emas, perak dan mata uang yang telah mencapai nisab wajib dikeluarkan zakatnya sebanyak 2,5 % apabila telah mencapai haul atau 1 tahun baik uang itu disiapkan untuk nafkah, nikah, membeli tanah atau membayar hutang maupun untuk yang lainnya.
Hukum zakat perhiasan yang dipakai
Emas, berlian dan batu-batu berharga serta yang sejenisnya bila hanya dipakai maka tidak ada zakatnya. Adapun bila diperdagangkan maka ditaksir harganya dengan nisab salah satu dari emas atau perak, jika telah mencapai nishab dan berlalu satu tahun maka zakatnya 2.5 persen.
B. Zakat binatang ternak
Unta, sapi, dan kambing/domba wajib dikeluarkan zakatnya apabila terpenuhi tiga syarat:
Dipelihara untuk diambil susunya, dikembangbiakan dan digemukkan. Dalam setahunnya atau mayoritas kehidupannya dalam setahun, hidup dari merumput sendiri bukan dicarikan.
Jumlahnya telah mencapai nishab.
a. Nisab unta dan zakat yang harus dikeluarkan:
5 sampai 9 ekor, zakatnya 1 ekor kambing/domba. Kemudian pada setiap kelipatan 5, zakatnya 1 ekor kambing/domba. Dan apabila jumlah unta mencapai 25 ekor, zakatnya seekor bintu makhath (unta betina yang telah genap setahun) atau seekor ibnu labun (unta jantan yang telah genap 2 tahun).
Dan apabila telah mencapai 36 ekor, zakatnya seekor bintu labun (unta betina yang telah genap 2 tahun). Dan apabila mencapai 46 ekor, zakatnya seekor hiqqah (unta betina yang telah genap 3 tahun).
Dan apabila mencapai 61 ekor, zakatnya seekor jadza’ah (unta betina yang telah genap 4 tahun). Dan apabila mencapai 71 ekor, zakatnya 2 ekor bintu labun.
Dan apabila mencapai 91 ekor sampai 120 ekor, zakatnya 2 ekor hiqqah. Dan apabila lebih dari 120 ekor, pada setiap kelipatan 40 zakatnya seekor bintu labun, dan pada setiap kelipatan 50 zakatnya seekor hiqqah.
b. Nisab sapi dan zakat yang harus dikeluarkan.
Apabila jumlah sapi mencapai 30 ekor, zakatnya 1 ekor tabi’ atau tabi’ah (anak sapi jantan/betina usia 1 tahun). Dan apabila mencapai 40 ekor, zakatnya 1 ekor musinnah (anak sapi usia 2 tahun). Dstnya.
c. Nisab kambing/domba dan zakat yang harus dikeluarkan.
Apabila jumlah kambing/domba mencapai 40 ekor, zakatnya 1 ekor. Dan apabila mencapai 121 ekor, zakatnya 2 ekor. Dan apabila mencapai 201 – 399 ekor, zakatnya 3 ekor. Kemudian pada setiap kelipatan 100, zakatnya 1 ekor.
C. Zakat barang dagang
Barang dagangan adalah barang yang dipersiapkan untuk jual-beli demi keuntungan, berupa tanah, hewan, makanan, minuman dan alat-alat serta lainnya. Syarat diwajibkan zakat pada harta dagangan ada 4:
a. Dimiliki dengan kehendaknya seperti dengan cara membelinya.
b. Dimiliki dengan niat untuk berdagang.
c. Nilainya mencapai nishab salah satu dari emas atau perak.
d. Telah berlalu 1 tahun.
Cara mengeluarkan zakat barang dagangan:
Barang dagangan apabila telah berlalu 1 tahun dihitung dan ditakar dengan nishab emas atau perak kemudian dikeluarkan 2.5% darinya.
D. Zakat pertanian dan buah-buahan
Wajib zakat pada semua jenis biji-bijian dan pada tiap buah yang dapat disimpan seperti beras, gandum, kurma dan kismis dan yang lainnya apabila tercapai nisab pada saat panen. Dan nisab hasil pertanian dan buah-buahan adalah 5 wasaq atau 720 kg.
Adapun hasil pertanian yang rusak jika disimpan (ditimbun) seperti pisang, apel, semangka, sayur-sayuran, bawang, wortel, timun, terong dan yang lainnya maka tidak ada zakatnya.
Kadar wajib zakat pada hasil bumi:
a. 10 persen. Wajib pada hasil panen yang diairi tanpa biaya, seperti yang diairi dengan air hujan atau mata air serta lainnya.
b. 5 persen. Wajib pada hasil panen yang diairi dengan biaya, seperti dengan air sumur yang dikeluarkan dengan alat (mesin) atau lainnya.*
Zaman Revolusi Media | Media lemah, da’wah lemah, ummat ikut lemah. Media kuat, da’wah kuat dan ummat ikut kuat
Langkah Nyata | Waqafkan sebagian harta kita untuk media, demi menjernihkan akal dan hati manusia
Yuk Ikut.. Waqaf Dakwah Media
Rekening Waqaf Media Hidayatullah:
BCA 128072.0000 Yayasan Baitul Maal Hidayatullah
BSI (Kode 451) 717.8181.879 Dompet Dakwah Media