Hidayatullah.com—Media penjajah Zionis, Yediot Ahronot, Kamis (2/11/2023) menyatakan bahwa 11 anggota pasukan khusus penjajah yang tergabung dalam Brigade Givati tewas seluruhnya di dalam kendaraan pengangkut personel lapis baja yang mereka naiki setelah diserang dengan rudal anti-tank pejuang di Gaza utara.
”Kami terlibat dalam pertempuran jarak dekat yang rumit dengan teroris (maksudnya pejuang, red),” kata juru bicara militer IDF, Laksamana Muda Daniel Hagari saat menyampaikan pidato mengenai kematian 11 Brigade Givati.
“Ini adalah peristiwa yang sangat sulit,” katanya. “Nyawa telah dibayar. Kami mendapat pelajaran bahkan ketika perang sedang berlangsung,” tambah dia.
Dalam unggahan di media X, yang dulunya bernama Twitter, presenter dan pembawa acara TV Al Jazeera Ahmed Mansour menjelaskan semua prajurit Brigade Givati tersebu jasadnya telah hancur berkeping-keping, termasuk nasib puluhan tentara lainnya di lebih dari 20 tank dan kendaraan militer yang hingga hingga saat ini disembunyikan pihak penjajah.
Prajurit yang tewas dalam insiden APC itu adalah Sersan Staf. Itay Yehuda, Staf Sersan. Shay Arvas, Sersan. Adi Danan, Sersan. Halel Solomon, Sersan. Erez Mislovsky, Sersan. Adi Leon, Kopral. Ido Ovadia, Kopral. Lior Siminovich, Sersan. Roy Dawi, Sersan. Pdaya Mark, Sersan. Roy Saragusti. Pada hari Rabu, foto terakhir mereka bersama-sama dibagikan di media sosial. Dari sepuluh tentara yang tampak di foto, hanya satu yang masih hidup.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan penjajah, Yoav Gallant menyebut kematian para personelnya sebagai “pukulan yang parah dan menyakitkan”.
Pengumuman ini muncul ketika penjajah melakukan serangan ke utara Jalur Gaza. Dengan kendaraan lapis baja Zionis berusaha memotong dua jalan utama menuju Gaza selatan, Jalan Salahuddin dan Jalan Al-Rasyid.
Pada hari Senin, sebuah video muncul yang diduga menunjukkan sebuah tank milisik ‘Israel’ menembaki sebuah mobil sipil yang melaju di Jalan Salahuddin.
Juru bicara Hamas Abu Ubaidah bersumpah untuk terus berperang melawan operasi darat penjajah ‘Israel’ pada hari Selasa. “Perlawanan Palestina melihat pertempuran ini sebagai awal dari pertempuran pembebasan dan akhir dari tahun-tahun pendudukan dan penjajah,” demikian dalam sebuah pernyataan.
Hamas juga merilis rekaman kemajuan para pejuangnya menggunakan terowongan bawah tanah untuk melancarkan serangan terhadap tentara-tentara penjajah di Jalur Gaza. Sebagian besar pertempuran terjadi di Gaza utara, tempat ‘Israel’ bergerak maju, meskipun bentrokan dilaporkan juga terjadi di sekitar Khan Younis di Gaza selatan.*