Hidayatullah.com—Brigade al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) mengunggah video seorang tahanan ‘Israel’ yang memohon kepada Perdana Menteri ‘Israel’, Benjamin Netanyahu untuk mengambil jenazah istri dan dua anaknya yang tewas di Gaza akibat bom-bom yang ditembakkan jet tempur Zionis ‘Israel’ sendiri.
Video yang juga disiarkan saluran Telegram Shehab News itu memperlihatkan seorang tawanan bernama Yarden Bibas sedang berbicara dengan bahasa Ibrani sambil menangis, menyampaikan pesannya pada Netanyahu.
“Kamu mengebom, membunuh istri dan dua anakku, yang merupakan hal terpenting dalam hidupku, mohon (bawa) jenazah mereka pulang untuk dimakamkan di Tel Aviv,” ujarnya.
Diketahui, istri Sherry, istri Yarden Bibas dan kedua anaknya tewas dalam serangan udara Zionis di Jalur Gaza. Brigade Al-Qassam telah menawarkan pada hari Rabu, (29/11/2023), untuk mengembalikan jenazah anak-istrinya keluar dari Gaza untuk segera dimakamkan, tetapi Netanyahu justru menolaknya, tulis Roya News.
Laman The Times Of ‘Israel’ mengklaim tawaran kelompok pembebasan Palestina dan Hamas ini merupakan bagian dari kampanye perang psikologis.
Rezim teror ‘Israel’ rela mengorbankan rakyatnya sendiri dengan tujuan ingin ‘menghapus keberadaan Hamas’. Sebelumnya, Hamas mengatakan lebih 50 tawanan ‘Israel’ yang ditahan di Gaza sejak serangan 7 Oktober telah tewas akibat serangan bom ‘Israel’ sendiri di wilayah itu.
Hal ini disampaikan saat Tel Aviv terus membombardir wilayah itu dalam memerangi Hamas. “Brigade Al-Qassam memperkirakan jumlah tahanan Zionis yang terbunuh di Jalur Gaza akibat serangan dan pembantaian Zionis telah mencapai hampir 50 orang,” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan di saluran Telegramnya, Kamis (26/10/2023).
Diketahui, lebih dari 200 orang ‘Israel’ yang ditawan pihak pejuang pembebasan Palestina disebunyikan di beberapa tempat. Hamas mengatakan, selain disembunyikan di terowongan, sebagian juga disembunyikan di rumah-rumah di Jalur Gaza, yang juga ikut jadi sasaran pemboman ‘Israel’.*